Tabanan (Antara Bali) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ayu Pastika mengajak masyarakat setempat melakukan diversifikasi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan pada konsumsi beras.

"Kebutuhan karbohidrat harian itu dapat ditemui dari sumber makanan lain selain beras, seperti jagung, sagu, dan singkong," kata Ayu Pastika saat menghadiri acara Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 tingkat Provinsi Bali di Tabanan, Rabu.

Untuk menerapkan diversifikasi pangan, menurut dia, mulai pada anak-anak dengan menerapkan bahwa makan bukan berarti harus makan nasi, melainkan makan sesuai dengan konsumsi makanan bergizi, beragam berimbang, sehat, dan aman (B2SA).

"Pola seperti ini akan dapat menghapus anggapan yang selama ini berkembang di tengah masyarakat bahwa makan itu, ya, nasi. Belum makan jika belum makan nasi," ujar istri orang nomor satu di Bali tersebut.

Menurut dia, hal ini akan memperluas pilihan masyarakat dalam kegiatan konsumsi sesuai dengan cita rasa dan menghindari kebosanan untuk mendapatkan pangan dan gizi agar dapat hidup sehat dan aktif.

"Dengan sentuhan kreativitas, bahan pangan lokal nonberas dapat diolah menjadi menu yang menggugah selera," ucap Ayu Pastika.

Selain upaya diversifikasi pangan, ketersediaan pangan juga bisa dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami dengan tanaman yang berguna. Hal ini akan bisa mengurangi biaya pengeluaran rumah tangga.

"Pemanfaatan lahan pekarangan bisa menjadi sumber pangan bagi keluarga. Dengan perawatan dan pengawasan yang rutin dan serius, akan memberikan hasil yang memuaskan," katanya,

Tanaman yang sangat cocok untuk ditanam pada lahan pekarangan adalah jenis tanaman hortikultura mulai dari sayuran, buah-buahan, hingga obat-obatan. Dengan umur tanam yang pendek dan berkala dapat mencukupi kebutuhan keluarga.

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Provinsi Bali Ketut Lihadnyana mengatakan bahwa peringatan HPS kali ini merupakan momentum untuk memantapkan komitmen, dan senantiasa bekerja keras dalam menghapus keprihatinan, menghapus rawan pangan pada sebagian kecil masyarakat.

Meskipun secara statistik angka kemiskinan masyarakt Bali 4,25 persen (nomor dua terendah nasional), lanjut dia, pada faktanya masih ada keluarga miskin yang tidak mampu membeli beras. Ditambah lagi, penyandang status gizi buruk dan keluarga rawan pangan.

Untuk itu, Lihadnyana mengajak bupati/walikota se-Bali agar terus memantapkan komitmennya menyejahterakan masyarakat khususnya melalui program ketahanan pangan yang terintegrasi dengan program pemerintah provinsi.

Pada kesempatan itu dilakukan pula penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba, antara lain, TP PKK Desa Guwang Kecamatan Sukawati Gianyar sebagai pemenang lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Nasonal 2016; Desa Dawan Kaler Kecamatan Klungkung juara pertama lomba desa berprestasi dalam menurunkan angka kemiskinan Provinsi Bali Tahun 2016; Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Mekar keluar sebagai juara kesatu lomba teknologi tepat guna tingkat Provinsi Bali 2016.

Diserahkan pula bantuan bibit tanaman dari Dinas Kehutanan Provinsi Bali kepada beberapa sekolah dan yayasan di Tabanan, serta 200 kilogram bantuan beras dari DPD Perpadi Bali kepada 20 RTS dan 20 orang lansia di lingkungan Desa Delod Peken, Kabupaten Tabanan, pemberian kacamata gratis sebanyak 150 buah dari Rumah Sakit Indra Provins Bali. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016