Mangupura (Antara Bali) - Rencana Pemerintah Indonesia untuk mendatangkan atau mengimpor sapi asal Meksiko masih dalam proses negosiasi, kata Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi dari Kementerian Pertanian (Kementan), Syukur Iwantoro di Mangupura, Rabu.

"Untuk realisasi impor sapi Meksiko ini masih dilakukan negosiasi oleh pihak swasta dengan pemerintah setempat," ujar Syukur Iwantoro saat diwawancarai usai menghadiri acara panen sapi pedet di Desa Sobangan, Badung.

Terkait rencana izin impor sapi mencapai 400 ribu ekor itu, diakuinya memang diberikan kewenangan sepenuhnya kepada pihak swasta dan masih dalam pembicaraan dengan kawan-kawan di Meksiko.

Iwanto mengatakan, pemerintah ingin mencari sapi impor asal Meksiko yang memang betul-betul aman dari penyakit mulut dan kuku.

"Saat ini untuk daging sapi impor pemerintah sudah bekerjasama dengan sejumlah negara diantaranya Australia," ujarmya lagi.

Saat ini pemerintah memberikan beberapa alternatif untuk menekan lonjakan harga daging sapi di sejumlah daerah di indonesia, yang diharapkan dapat menekan kenaikan harga daging sapi potong itu.

"Harga daging sapi saat ini disejumlah daerah di Indonesia harganya bervariasi mulai kisaran Harga di atas Rp100 ribu hingga Rp85 ribu, sehingga kami mempersilahkan masyarakat memilih harga yang cocok sesuai dengan reverensinya," ujarnya.

Ia mencontohkan, untuk harga daging sapi yang nantinya dibeli hotel-hotel yang ada di Bali sesuai yang dikatakan Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa harus memiliki mutu atau kualitas yang bagus, sehingga harganya pasti akan premium.

Dengan adanya program upaya khusus sapi induk wajib bunting (Upsus Siwab) Tahun 2017, pihaknya optimistis Indonesia tidak akan mengimpor sapi lagi.

"Dengan kita gencar mengembangbiakkan sapi indukan ini, saya yakin akan menekan impor sapi sehingga peternak lokal yang menjadi tuan rumah di negeri sendiri," katanya.

Ia menambahkan, untuk distribusi sapi impor ini diakuinya masih di kawasan Jabotabek.

"Untuk impor sapi hidup saat ini ke Indonesia mencapai 700 ribu ekor dan kebutuhan daging sapi sekitar 250 ton, dimana rata-rata asal sapi impor ini paling banyak dari Australia," katanya.(WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016