Jakarta (Antara Bali) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja
indeks harga saham gabungan (IHSG) pada sepekan ini, 14-18 November
2016, mengalami penurunan sekitar 1,18 persen menjadi 5.170,11 poin
dibandingkan pekan sebelumnya 5.231,97 poin.
"Kinerja IHSG BEI itu turut membuat kapitalisasi pasar modal Indonesia mengalami perubahan sebesar 1,21 persen menjadi Rp5.589,16 triliun dari sebelumnya Rp5.657,64 triliun," kata Kepala Komunikasi BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Dari sisi aktivitas transaksi perdagangan saham, lanjut dia, sepanjang pekan ini rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami koreksi 5,32 persen menjadi 335,36 ribu kali transaksi dari 354,19 ribu kali transaksi pada sepekan sebelumnya.
Sementara rata-rata volume transaksi perdagangan harian juga tercatat mengalami penurunan 26,05 persen menjadi 10,70 miliar unit saham dari 14,47 miliar unit saham di sepanjang pekan lalu.
"Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian menurun 81,34 persen menjadi Rp8,26 triliun dari Rp44,25 triliun, hal itu karena dipengaruhi oleh transaksi tutup sendiri (crossing) di pasar negosiasi pada akhir pekan lalu," paparnya.
Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, aliran dana asing keluar dari pasar saham domestik serta fluktuasi harga komoditas yang cenderung menurun masih memengaruhi pola gerak IHSG.
Kendati demikian, lanjut dia, perekonomian domestik yang masih relatif stabil masih dapat membuka peluang bagi IHSG untuk kembali bergerak positif.
"Diprediksi, IHSG akan bergerak di kisaran 5.078-5.267 poin pada perdagangan awal pekan (Senin, 21/11) besok dengan potensi menguat," katanya.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi menambahkan, secara teknikal, indikator Relative Strength Index (RSI) masih memberikan sinyal positif. Indikator pendeteksi tren seperti ADX pun, mulai memberikan pembalikan arah tren jangka pendek bagi IHSG.
"Rasa optimis di awal pekan besok (21/11) masih cukup terasa. IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 5.145-5.230 poin dengan kecenderungan menguat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kinerja IHSG BEI itu turut membuat kapitalisasi pasar modal Indonesia mengalami perubahan sebesar 1,21 persen menjadi Rp5.589,16 triliun dari sebelumnya Rp5.657,64 triliun," kata Kepala Komunikasi BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Dari sisi aktivitas transaksi perdagangan saham, lanjut dia, sepanjang pekan ini rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami koreksi 5,32 persen menjadi 335,36 ribu kali transaksi dari 354,19 ribu kali transaksi pada sepekan sebelumnya.
Sementara rata-rata volume transaksi perdagangan harian juga tercatat mengalami penurunan 26,05 persen menjadi 10,70 miliar unit saham dari 14,47 miliar unit saham di sepanjang pekan lalu.
"Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian menurun 81,34 persen menjadi Rp8,26 triliun dari Rp44,25 triliun, hal itu karena dipengaruhi oleh transaksi tutup sendiri (crossing) di pasar negosiasi pada akhir pekan lalu," paparnya.
Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, aliran dana asing keluar dari pasar saham domestik serta fluktuasi harga komoditas yang cenderung menurun masih memengaruhi pola gerak IHSG.
Kendati demikian, lanjut dia, perekonomian domestik yang masih relatif stabil masih dapat membuka peluang bagi IHSG untuk kembali bergerak positif.
"Diprediksi, IHSG akan bergerak di kisaran 5.078-5.267 poin pada perdagangan awal pekan (Senin, 21/11) besok dengan potensi menguat," katanya.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi menambahkan, secara teknikal, indikator Relative Strength Index (RSI) masih memberikan sinyal positif. Indikator pendeteksi tren seperti ADX pun, mulai memberikan pembalikan arah tren jangka pendek bagi IHSG.
"Rasa optimis di awal pekan besok (21/11) masih cukup terasa. IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 5.145-5.230 poin dengan kecenderungan menguat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016