Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta meminta instansi terkait untuk mengimplementasikan langkah antisipatif seperti operasi pasar dan pasar murah dalam menekan fluktuasi harga menjelang akhir tahun.

"Dinas Peternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Pertanian melakukan langkah koordinasi mengambil langkah sigap menjaga kestabilan harga pokok jangan sampai memicu fluktuasi harga," katanya di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, langkah tersebut harus dilakukan untuk mencegah fluktuasi harga yang berujung kepada inflasi dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Dua kota di Bali yakni Denpasar dan Singaraja yang menjadi dua kota pencacahan inflasi di Pulau Dewata juga menjadi perhatian, agar stok kebutuhan bahan pokok stabil di daerah itu.

Ia juga meminta agar arus transportasi angkut baik darat, laut dan udara juga dipastikan untuk menjaga kelancaran distribusi barang pangan.

"Laporan dari ASDP dan Angkasa Pura, semua berjalan lancar tetapi perlu diantisipasi ke depan tidak menutup kemungkinan harga bergeser karena pengaruh lain," ucapnya.

Instansi terkait juga diminta untuk menjaga ketahanan produksi bahan pangan selain menjaga stok dan distribusi khususnya di dua kota yakni Denpasar dan Singaraja.

"Kalau stok memadai saya yakin fluktuasi harus bisa diatasi," ucap mantan Wakil Bupati Badung itu.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Ni Wayan Kusumawathi mengatakan bahwa pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali menggelar pasar lelang pada 23 November 2016 di Balai Diklat Provinsi Bali.

Pasar lelang itu mempertemukan produsen atau petani langsung kepada pembeli atau ritel untuk menghindari panjangnya rantai distribusi yang juga berujung harga yang tinggi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016