Mangupura (Antara Bali) - Bupati Badung, Bali, I Nyoman Giri Prasta menerima masukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari fraksi Golkar di daerah itu untuk mengoptimalkan peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar memiliki daya saing yang tinggi.
"Untuk mengoptimalkan UMKM ini, kami membuat regulasi melalui program satu desa satu produk (OVOP) seperti yang dilakukan para petani asparagus di Desa Plaga," ujar Bupati Badung Giri Prasta, di Mangupura, Rabu.
Ia mencontohkan, para petani asparagus di daerah itu telah diberikan pendampingan melalui kegiatan pelatihan keterampilan industri kecil dan diberikan bantuan peralatan maupun latihan kewirausahaan.
"Dalam mengoptimalkan penghasilan petani asparagus ini, kami juga bekerja sama dengan Universitas Prasetyamulya Jakarta untuk melakukan pendampingan UKM," ujar pria asal Desa Plaga itu.
Sedangkan, untuk pelatihan pemasaran yang diberikan kepada UMKM ini, Pemkab Badung bekerjasma dengan Mark Plus Jakarta, seta promosi melalui pameran Indonesia Internasional Furniture Expo (IFEX) dan pameran pekan budaya Indonesia ((PPBI).
"Dengan upaya ini diharapkan dapat memperkenalkan produk UKM para petani asparagus yang dilakukan melalui program OVOP," katanya lagi.
Giri Prasta mengklaim, untuk pemasatan UMKM khusunya sayuran asparagus saat ini tidak mengalami kendala, namun para petani justru kewalahan menerima permintaan sayuran itu dari hotel dan supermarket.
Sebelumnya, Kepala Diskoperindag dan UKM Badung I Ketut Karpiana juga mengatakan hal serupa bahwa program pendampingan untuk kelompok tani asparagus dan Koperasi Tani Mertanadi, Desa Plaga, sudah berjalan optimal.
"Ini dibuktikan sejak Tahun 2009 hingga saat ini, penghasilan petani asparagus rata-rata Rp1,5 juta per harinya, karena banyak diminati perhotelan dan pasar mancanegara seperti Singapura dan Australia," katanya.
Ia mencatat, sejak dikembangkannya pertanian asparagus di Desa Plaga pada Tahun 2016 hingga saat ini, jumlah keseluruhan lahan asparagus mencapai 60 hektare.
Pemkab Badung sangat mendukung budidaya sayur asparagus di Desa Plaga, Badung yang juga sudah dituangkan dalam program "one village one product" (OVOP) atau satu desa satu produk.
Selain itu, pemerintah setempat sangat mendukung pembibitan asparagus yang sudah dikembangkan dengan menggunakan area tanah seluas 20 are di daerah itu.
Program ini berbasis produk unggulan yang dilakukan secara bertahap dengan merekrut petani di Desa Plaga yang disosialisasikan kepada masyarakat Desa itu untuk mengembangkan asparagus yang diberi pelatihan khusus dan membentuk wadah koperasi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Untuk mengoptimalkan UMKM ini, kami membuat regulasi melalui program satu desa satu produk (OVOP) seperti yang dilakukan para petani asparagus di Desa Plaga," ujar Bupati Badung Giri Prasta, di Mangupura, Rabu.
Ia mencontohkan, para petani asparagus di daerah itu telah diberikan pendampingan melalui kegiatan pelatihan keterampilan industri kecil dan diberikan bantuan peralatan maupun latihan kewirausahaan.
"Dalam mengoptimalkan penghasilan petani asparagus ini, kami juga bekerja sama dengan Universitas Prasetyamulya Jakarta untuk melakukan pendampingan UKM," ujar pria asal Desa Plaga itu.
Sedangkan, untuk pelatihan pemasaran yang diberikan kepada UMKM ini, Pemkab Badung bekerjasma dengan Mark Plus Jakarta, seta promosi melalui pameran Indonesia Internasional Furniture Expo (IFEX) dan pameran pekan budaya Indonesia ((PPBI).
"Dengan upaya ini diharapkan dapat memperkenalkan produk UKM para petani asparagus yang dilakukan melalui program OVOP," katanya lagi.
Giri Prasta mengklaim, untuk pemasatan UMKM khusunya sayuran asparagus saat ini tidak mengalami kendala, namun para petani justru kewalahan menerima permintaan sayuran itu dari hotel dan supermarket.
Sebelumnya, Kepala Diskoperindag dan UKM Badung I Ketut Karpiana juga mengatakan hal serupa bahwa program pendampingan untuk kelompok tani asparagus dan Koperasi Tani Mertanadi, Desa Plaga, sudah berjalan optimal.
"Ini dibuktikan sejak Tahun 2009 hingga saat ini, penghasilan petani asparagus rata-rata Rp1,5 juta per harinya, karena banyak diminati perhotelan dan pasar mancanegara seperti Singapura dan Australia," katanya.
Ia mencatat, sejak dikembangkannya pertanian asparagus di Desa Plaga pada Tahun 2016 hingga saat ini, jumlah keseluruhan lahan asparagus mencapai 60 hektare.
Pemkab Badung sangat mendukung budidaya sayur asparagus di Desa Plaga, Badung yang juga sudah dituangkan dalam program "one village one product" (OVOP) atau satu desa satu produk.
Selain itu, pemerintah setempat sangat mendukung pembibitan asparagus yang sudah dikembangkan dengan menggunakan area tanah seluas 20 are di daerah itu.
Program ini berbasis produk unggulan yang dilakukan secara bertahap dengan merekrut petani di Desa Plaga yang disosialisasikan kepada masyarakat Desa itu untuk mengembangkan asparagus yang diberi pelatihan khusus dan membentuk wadah koperasi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016