Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu,
mengatakan, urusan agama dan politik jangan dicampuradukkan demi
kepentingan kelompok atau perseorangan.
"Saya minta jangan mencampuradukkan agama dgn politik. Agama pasti benar karena dari Allah, dari Tuhan. Tapi politik ada yang benar banyak yang tidak benar. Yang tidak benar ini bermain-main," kata Ryacudu, dalam silahturahmi dengan para ulama dan tokoh agama di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat.
Dalam kesempatan itu, dia meminta agar ustad atau ulama yang berceramah di televisi atau di manapun agar menyampaikan menjaga persatuan Indonesia dan bela negara.
"Yang baik katakan baik, yang salah ya salah," tuturnya.
Dia mengatakan agama harus dijadikan landasan dalam berpolitik bukan sebaliknya.
Menurut dia, hanya melalui persatuan dan kesatuan maka masalah di masyarakat bisa ditangani.
Dia bilang, keterlibatan masyarakat dalam musyawarah mencapai mufakat bisa menciptakan iklim yang kondusif bagi bela negara.
"Politik merupakan pemikiran manusia berdasarkan asumsi, persepsi, kepentingan bisa benar bisa salah. Sebagai agama yang rahmatan lil alamin Islam harus bisa meluruskan kebijakan politik kita yang tidak sesuai," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya minta jangan mencampuradukkan agama dgn politik. Agama pasti benar karena dari Allah, dari Tuhan. Tapi politik ada yang benar banyak yang tidak benar. Yang tidak benar ini bermain-main," kata Ryacudu, dalam silahturahmi dengan para ulama dan tokoh agama di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat.
Dalam kesempatan itu, dia meminta agar ustad atau ulama yang berceramah di televisi atau di manapun agar menyampaikan menjaga persatuan Indonesia dan bela negara.
"Yang baik katakan baik, yang salah ya salah," tuturnya.
Dia mengatakan agama harus dijadikan landasan dalam berpolitik bukan sebaliknya.
Menurut dia, hanya melalui persatuan dan kesatuan maka masalah di masyarakat bisa ditangani.
Dia bilang, keterlibatan masyarakat dalam musyawarah mencapai mufakat bisa menciptakan iklim yang kondusif bagi bela negara.
"Politik merupakan pemikiran manusia berdasarkan asumsi, persepsi, kepentingan bisa benar bisa salah. Sebagai agama yang rahmatan lil alamin Islam harus bisa meluruskan kebijakan politik kita yang tidak sesuai," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016