Tabanan (Antara Bali) - Program kredit mikro Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) di Kabupaten Tabanan, Bali dalam triwulan III-2016 mengalami pertumbuhan sebesar 10 persen dibanding triwulan sebelumnya.
"Plafon kredit mikro pegadaian tersebut berkisar antara Rp1 juta hingga Rp200 juta per nasabah," kata Pimpinan Cabang Pegadaian Kabupaten Tabanan, Gusti Nyoman Arka, di Tabanan, Jumat.
Ia mengatakan, besaran plafon pinjaman tersebut disesuaikan dengan kemampuan usaha nasabah dan jaminan usaha.
Kredit mikro di Kabupaten Tabanan selama ini paling banyak diserap sektor usaha perdagangan dan jasa. Kedua sektor andalan tersebut menjadi usaha yang cukup berpotensi di daerah "lumbung beras".
Kondisi tersebut menjadikan penyaluran kredit di sektor perdagangan dan jasa tetap terjaga, karena kredit bermasalah (TPL) berada di kisaran nol persen.
Arka menambahkan, sisi lain pertumbuhan yang signifikan juga terjadi pada produk investasi emas atau tabungan emas yang juga ditawarkan pihak Pegadaian ke masayarakat sebagai salah satu instrumen pilihan investasi.
Di tengah fluktuasi harga emas (logam mulia), saat ini produk tersebut tetap direspon positif dengan terus bertambahnya jumlah rekening nasabah yang menabung dalam bentuk tabungan emas.
"Perkembangan hingga 9 November 2016, kami telah mencatat hampir 900 rekening nasabah yang sudah membuka tabungan emas. Meski, sekarang ini harga emas dunia sedang turun," ujar Arka.
Ia menambahkan, menurunnya harga emas dunia, tampaknya menjadi kesempatan bagi nasabah untuk berinvestasi emas karena bisa membeli dengan harga murah, untuk selanjutnya dijual kembali pada saat harga emas mahal, sehingga memberikan keuntungan.
Pihaknya, tahun ini menargetkan tabungan emas bisa menjaring 1.060 rekening dan optimistis hal itu terpenuhi.
"Kami optimistis target tabungan emas itu akan tercapai tahun ini, mengingat sangat diminati pasar. Selain itu, kami gencar melakukan sosialisasi kepada nasabah, melalui sejumlah kegiatan," ujar Arka. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Plafon kredit mikro pegadaian tersebut berkisar antara Rp1 juta hingga Rp200 juta per nasabah," kata Pimpinan Cabang Pegadaian Kabupaten Tabanan, Gusti Nyoman Arka, di Tabanan, Jumat.
Ia mengatakan, besaran plafon pinjaman tersebut disesuaikan dengan kemampuan usaha nasabah dan jaminan usaha.
Kredit mikro di Kabupaten Tabanan selama ini paling banyak diserap sektor usaha perdagangan dan jasa. Kedua sektor andalan tersebut menjadi usaha yang cukup berpotensi di daerah "lumbung beras".
Kondisi tersebut menjadikan penyaluran kredit di sektor perdagangan dan jasa tetap terjaga, karena kredit bermasalah (TPL) berada di kisaran nol persen.
Arka menambahkan, sisi lain pertumbuhan yang signifikan juga terjadi pada produk investasi emas atau tabungan emas yang juga ditawarkan pihak Pegadaian ke masayarakat sebagai salah satu instrumen pilihan investasi.
Di tengah fluktuasi harga emas (logam mulia), saat ini produk tersebut tetap direspon positif dengan terus bertambahnya jumlah rekening nasabah yang menabung dalam bentuk tabungan emas.
"Perkembangan hingga 9 November 2016, kami telah mencatat hampir 900 rekening nasabah yang sudah membuka tabungan emas. Meski, sekarang ini harga emas dunia sedang turun," ujar Arka.
Ia menambahkan, menurunnya harga emas dunia, tampaknya menjadi kesempatan bagi nasabah untuk berinvestasi emas karena bisa membeli dengan harga murah, untuk selanjutnya dijual kembali pada saat harga emas mahal, sehingga memberikan keuntungan.
Pihaknya, tahun ini menargetkan tabungan emas bisa menjaring 1.060 rekening dan optimistis hal itu terpenuhi.
"Kami optimistis target tabungan emas itu akan tercapai tahun ini, mengingat sangat diminati pasar. Selain itu, kami gencar melakukan sosialisasi kepada nasabah, melalui sejumlah kegiatan," ujar Arka. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016