Denpasar (Antara Bali) - Bali mengekspor berbagai jenis cinderamata dari bahan baku kulit senilai 848.150 dolar AS selama bulan September 2016, meningkat 12,25 persen dibanding bulan Agustus 2016 yang tercatat 755.621 dolar AS.

"Perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya merosot 19,99 persen, karena bulan September 2015 menghasilkan sebesar 1,60 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan aneka jenis cinderamata dari bahan baku kulit hasil sentuhan tangan-tangan terampil mampu memberikan kontribusi sebesar 2,09 persen dari total ekspor Bali sebesar 40,51 persen, menurun 0,38 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 40,66 persen.

Pasar Jepang menyerap paling banyak hasil kerajinan dari bahan baku kulit yakni 26,26 persen, menyusul Hongkong 19,47 persen, Singapura 11,51 persen, Australia 6,99 persen dan Amerika 2,84 persen.

Selain itu juga diserap pasar Tiongkok 0,02 persen, Belanda 4,14 persen, Thailand 0,53 persen, Jerman 4,23 persen, Taiwan 0,55 persen dan sisanya 23,46 persen menembus berbagai negara di belahan dunia lainnya.

Adi Nugroho menambahkan kerajinan berbahan baku kulit merupakan salah satu dari 17 jenis usaha hasil kerajinan skala rumah tangga yang diproduksi dengan rancang bangun (desain) yang unik dan menarik untuk pria dan wanita.

Pengrajin Bali sangat kreatif memproduksi aneka jenis cinderamata bernilai seni dan unik dengan harga yang terjangkau dan bersaing di pasaran luar negeri. Produk ekspor itu juga sangat diminati sebagian besar pelancong dalam dan luar negeri yang berlibur ke Bali.

Sementara itu Novi Setiani, salah seorang pemilik perusahaan sepatu kulit di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali utara menjelaskan, pihaknya memproduksi sepatu dengan menekankan mutu yang selama ini sangat diminati masyarakat setempat dan menembus pasaran luar negeri.

Sepatu dibuat dari bahan kulit sapi dan kulit biawak dengan berbagai rancang bangun (desain) yang mampu menarik perhatian, khususnya anak-anak muda.

"Sepasang sepatu itu dijual mulai dari Rp300.000 hingga mencapai jutaan rupiah tergantung bahan baku kulit dan disainnya," ujar Novi Setiani yang menampung belasan orang tenaga kerja. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016