Negara (Antara Bali) - Wabah demam berdarah di Kabupaten Jembrana menewaskan satu orang anak di Kelurahan Loloan Timur, setelah sebelumnya mendapatkan perawatan di RSU Negara.

Informasi yang dihimpun Rabu menyebutkan, Bintang Kayana (6), warga Dusun Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur meninggal dunia Senin (24/10) lalu, sesaat setelah pihak rumah sakit menyatakan ia mengidap virus demam berdarah.

Direktur RSU Negara dr Made Dwipayana yang dikonfirmasi membenarkan Bintang meninggal dunia dengan diagnosis mengalami Dengue Shock Syndrome.

Sementara Sutrianto, ayah Bintang mengatakan, anaknya tersebut mengeluh demam dan pusing hari Rabu (19/10), sehingga ia membawanya ke dokter praktek swasta dan dinyatakan mengalami radang tenggorokan.

"Sudah diberikan obat panasnya tidak turun, sehingga keesokan harinya saya membawanya berobat ke dokter praktek swasta lainnya," katanya.

Oleh dokter kedua ini, meskipun juga dikatakan menderita radang tenggorokan, namun jika dalam waktu empat hari panasnya tidak turun, anak tersebut disarankan dibawa ke rumah sakit karena dicurigai mengidap demam berdarah.

Belum sampai empat hari, panas Bintang bertambah tinggi disertai muntah darah, yang langsung dibawa ke salah satu rumah sakit swasta di Kota Negara Minggu (23/10).

Dari pemeriksaan medis, aliran darah bocah ini membeku sehingga diputuskan dirujuk ke RSU Negara dengan harapan peralatan serta pihak medis disana bisa menemukan uratnya.

Tidak lama berada di Instalasi Gawat Darurat, meskipun sudah mendapatkan pertolongan dokter, Bintang kembali muntah darah hingga meninggal dunia.

"Kata dokter, anak saya terkena demam berdarah yang sudah parah. Itu yang menyebabkan dia mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya," kata Sutrianto.

Ia mengungkapkan, selain anaknya, ada lima anak lainnya di lingkungannya yang sedang dirawat karena terkena demam berdarah, namun hingga saat ini petugas belum melakukan fogging di lokasi tersebut.

Ia mengaku, dirinya sampai ingin pindah dari lingkungan tersebut, karena ia masih memiliki bayi berusia dua bulan yang dikhawatirkan juga terkena virus mematikan tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putus Suasta MKes mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan ada pasien anak di RSU Negara yang meninggal karena terkena demam berdarah.

"Kami bukan lalai melakukan fogging, tapi bagaimana mau melakukan hal tersebut kalau tidak ada laporan. Saya segera tindaklanjuti informasi ini," katanya.

Menurutnya, sepanjang tahun 2016 hingga bulan Oktober tercatat 793 warga Kabupaten Jembrana terkena demam berdarah, dan sebelumnya ada juga korban meninggal pada bulan Januari.

"Dibandingkan rentang waktu yang sama tahun 2015, jumlah warga yang terkena demam berdarah tahun ini meningkat. Mungkin disebabkan cuaca," katanya.

Saat mendapatkan laporan ada warga yang terkena virus tersebut, menurutnya, petugas dari Dinas Kesehatan langsung melakukan fogging di lingkungan penderita.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016