Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan supaya pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara dapat mengutamakan kepentingan rakyat, khususnya bagi warga kurang mampu.
"Kita harus mengutamakan mereka warga yang kurang mampu, rumah sakit ini dibangun dari uang rakyat, bukan dari uang apa-apa, bukan uang hasil minjem, jadi harus dari rakyat untuk rakyat," kata Pastika saat meninjau tahapan pengerjaan fisik RSUD milik Pemprov Bali itu, di Denpasar, Senin.
RSUD yang dibangun berstandar internasional itu pengerjaan fisiknya saat ini sudah mendekati rampung dengan realisasi mencapai 97,3 persen. Rencananya "soft opening" rumah sakit ini akan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Pemprov Bali yang jatuh pada 14 Agustus 2017.
"Ini rencananya `kan mulai dibuka bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Pemprov Bali tahun depan, jika pun ada bagian yang masih dalam proses pengerjaan, ya minimal pelayanan bagi pasien kelas 3 bagi pasien miskin sudah harus mulai," ujarnya.
Pastika yang didampingi sejumlah pimpinan SKPD terkait meninjau setiap bagian ruangan rawat inap mulai ruangan untuk pasien kelas 3 hingga ruangan VVIP Suite.
Khusus untuk pasien kelas 3, ia meminta tidak hanya sekadar mendapat pelayanan fasilitas ruangan yang lebih unggul dan berkualitas dibandingkan kebanyakan fasilitas RS umum saat ini, pasien kelas 3 juga direncanakan bisa menikmati pelayanan hak administratif yang serupa dengan pasien umum lainnya dengan tetap mendapatkan tanggungan dari pemerintah yaitu berupa naik ke kelas yang lebih tinggi.
"Pasien kelas 3 umumnya banyak, jika ruangan untuk kelas 3 penuh mereka bisa naik kelas ruangan ke kelas 2 maupun kelas 1, pokoknya kita harus bisa memberikan pelayanan yang terbaik tidak terkecuali pasien kelas 3," ujar Pastika.
RSUD Bali Mandara dibangun di atas lahan seluas 2,95 hektare, dengan fasilitas ruang rawat inap mencapai total 176 bed, yang terdiri dari beberapa kelas berbeda yakni ruang inap kelas 3 sebanyak 58 bed, kelas 2 sebanyak 44 bed, kelas1 sejumlah 40 bed, VIP sebanyak 20 bed, VVIP sebanyak 10 bed, serta 6 bed untuk kelas VVIP Suite.
Demi kenyamanan para pengunjung dan penunggu pasien, RS ini juga dilengkapi dengan fasilitas ruang tunggu yang lapang dan nyaman, ruang terbuka yang dilengkapi bale bengong, serta halaman parkir yang sangat luas.
Sebelumnya Gubernur Pastika juga berkesempatan meninjau proses pengerjaan Rumah Sakit Mata Bali Mandara, yang saat ini realisasinya sudah mencapai 87 persen.
Walaupun terdapat sedikit deviasi dari target yang sudah ditetapkan, Pastika optimistis kekurangan pengerjaan akan bisa dikejar saat pemasangan alat-alat kesehatan (alkes)yang memang sudah tersedia.
"Kemajuannya sudah luar biasa, walaupun ada sedikit deviasi tapi saya yakin dengan terpasangnya alkes akan bisa langsung terlampaui, dan semoga sesuai dengan kontrak akhir Desember sudah bisa rampung," ujar Pastika.
Dia menambahkan, SDM yang akan dipekerjakan di RS itu pun sudah memadai dengan memanfaatkan tenaga-tenaga yang sudah ada. Serupa dengan RSUD Bali Mandara, rumah sakit inipun diharapkan bisa segera beroperasi agar bisa segera melayani masyarakat secara optimal.
"Semoga RS ini benar-benar bisa menjadi kebanggaan masyarakat, jika saya lihat alur pelayanannya tadi mulai pendaftaran, pengobatan dan sebagainya sudah bagus. Sesuai rencana akan mulai beroperasi April 2017," ucap Pastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kita harus mengutamakan mereka warga yang kurang mampu, rumah sakit ini dibangun dari uang rakyat, bukan dari uang apa-apa, bukan uang hasil minjem, jadi harus dari rakyat untuk rakyat," kata Pastika saat meninjau tahapan pengerjaan fisik RSUD milik Pemprov Bali itu, di Denpasar, Senin.
RSUD yang dibangun berstandar internasional itu pengerjaan fisiknya saat ini sudah mendekati rampung dengan realisasi mencapai 97,3 persen. Rencananya "soft opening" rumah sakit ini akan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Pemprov Bali yang jatuh pada 14 Agustus 2017.
"Ini rencananya `kan mulai dibuka bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Pemprov Bali tahun depan, jika pun ada bagian yang masih dalam proses pengerjaan, ya minimal pelayanan bagi pasien kelas 3 bagi pasien miskin sudah harus mulai," ujarnya.
Pastika yang didampingi sejumlah pimpinan SKPD terkait meninjau setiap bagian ruangan rawat inap mulai ruangan untuk pasien kelas 3 hingga ruangan VVIP Suite.
Khusus untuk pasien kelas 3, ia meminta tidak hanya sekadar mendapat pelayanan fasilitas ruangan yang lebih unggul dan berkualitas dibandingkan kebanyakan fasilitas RS umum saat ini, pasien kelas 3 juga direncanakan bisa menikmati pelayanan hak administratif yang serupa dengan pasien umum lainnya dengan tetap mendapatkan tanggungan dari pemerintah yaitu berupa naik ke kelas yang lebih tinggi.
"Pasien kelas 3 umumnya banyak, jika ruangan untuk kelas 3 penuh mereka bisa naik kelas ruangan ke kelas 2 maupun kelas 1, pokoknya kita harus bisa memberikan pelayanan yang terbaik tidak terkecuali pasien kelas 3," ujar Pastika.
RSUD Bali Mandara dibangun di atas lahan seluas 2,95 hektare, dengan fasilitas ruang rawat inap mencapai total 176 bed, yang terdiri dari beberapa kelas berbeda yakni ruang inap kelas 3 sebanyak 58 bed, kelas 2 sebanyak 44 bed, kelas1 sejumlah 40 bed, VIP sebanyak 20 bed, VVIP sebanyak 10 bed, serta 6 bed untuk kelas VVIP Suite.
Demi kenyamanan para pengunjung dan penunggu pasien, RS ini juga dilengkapi dengan fasilitas ruang tunggu yang lapang dan nyaman, ruang terbuka yang dilengkapi bale bengong, serta halaman parkir yang sangat luas.
Sebelumnya Gubernur Pastika juga berkesempatan meninjau proses pengerjaan Rumah Sakit Mata Bali Mandara, yang saat ini realisasinya sudah mencapai 87 persen.
Walaupun terdapat sedikit deviasi dari target yang sudah ditetapkan, Pastika optimistis kekurangan pengerjaan akan bisa dikejar saat pemasangan alat-alat kesehatan (alkes)yang memang sudah tersedia.
"Kemajuannya sudah luar biasa, walaupun ada sedikit deviasi tapi saya yakin dengan terpasangnya alkes akan bisa langsung terlampaui, dan semoga sesuai dengan kontrak akhir Desember sudah bisa rampung," ujar Pastika.
Dia menambahkan, SDM yang akan dipekerjakan di RS itu pun sudah memadai dengan memanfaatkan tenaga-tenaga yang sudah ada. Serupa dengan RSUD Bali Mandara, rumah sakit inipun diharapkan bisa segera beroperasi agar bisa segera melayani masyarakat secara optimal.
"Semoga RS ini benar-benar bisa menjadi kebanggaan masyarakat, jika saya lihat alur pelayanannya tadi mulai pendaftaran, pengobatan dan sebagainya sudah bagus. Sesuai rencana akan mulai beroperasi April 2017," ucap Pastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016