Denpasar, (Antara Bali) - Penyuluh Bahasa Bali membentuk ratusan kelompok belajar tersebar di seluruh desa di wilayah Pulau Dewata sebagai upaya melestarikan Bahasa Bali di kalangan generasi muda.

Ketua Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali, I Nyoman Suka Ardiyasa di Kota Denpasar, Senin, mengatakan, pembentukan kelompok belajar Bahasa Bali di setiap desa merupakan hasil pemetaan selama dua bulan penyuluh bahasa Bali di lapangan.

"Berdasarkan hasil pemetaan itu kami menemukan bahwa yang perlu mendapatkan penyuluhan secara intensif adalah anak anak yang berada di bangku Sekolah Dasar (SD)," katanya.

Menurut dia, tingkat SD tepat dijadikan kelompok belajar karena kemajuan zaman dan teknologi telah mengikis kesadaran orang tua mengajarkan Bahasa Bali kepada anaknya sehingga mereka menganggap dengan mengajarkan bahasa Bali tidaklah kekinian (keren).

Bukan hanya itu saja, di sebagian besar Sekolah Dasar yang mengajarkan pelajaran bahasa Bali di sekolah adalah Guru kelas sehingga pembelajaran bahasa Bali untuk anak anak SD dirasa belum maksimal karena beberapa guru kelas tidak memahami materi bahasa bali dan tata cara pengajarannya .

"Faktor lain juga adalah minimnya minat generasi muda untuk belajar bahasa Bali," tegasnya.

Akademisi IHDN Denpasar itu juga mengungkapkan, dari alasan tersebut dipandang perlu membentuk Kelompok Belajar diluar jam sekolah, agar anak-anak bisa mendapatkan pelajaran bahasa Bali secara intensif dan rutin dengan harapan akan tumbuh semangat anak anak untuk belajar bahasa Bali dan menguasainya secara menyeluruh.

Adapun tempat pelaksanaan kegiatan ini, kata dia, di Pasraman-pasraman yang sudah terbentuk disetiap desa, Bale banjar masing-masing desa, juga dilaksanakan sekolah (meminjam tempat saja) diluar jam pelajaran (biasanya dilakukan sore hari), juga tempat-tempat lain yang telah disepakati oleh masyarakat setempat.

"Peserta adalah anak-anak yang sedang duduk di kelas 4 SD hingga kelas 6 SD namun terbuka untuk anak anak yang mau ikut belajar bahasa Bali. Peserta yang ikut juga tidak dibatasi karena agamanya terbukti banyak siswa/anak anak non Hindu yang ikut belajar bahasa Bali," kata dia.

Dikatakan pula, materi yang diberikan fokus aksara Bali dan belajar berbicara bali secara dasar. "Pada akhir tahun rencananya akan di buat Festival Nyastra serentak disetiap kabupaten/kota di Bali sebagai ajang evaluasi bagi kelompok kelompok belajar yang sudah terbentuk dan menumbuhkan semangat anak anak belajar bahasa Bali," demikian Suka Ardiyasa. (gus)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016