Singaraja (Antara Bali) - TNI melalui Dodiklatpur Rindam IX/Udayana, Kabupaten Buleleng, Bali, memproduksi pupuk cair organik hasil fermentasi yang bermanfaat bagi kalangan petani di daerah itu.

"Bahan pupuk cair hasil fermentasi biota laut dan campuran rumput laut," kata Bintara Pengatur Pelayanan Kompi Markas Dodiklatpur Rindam IX/Udayana Buleleng, Sersan Mayor Nyoman Suwitrajaya di Singaraja, Senin.

Ia mengatakan, berapa bahan sebelumnya dikumpulkan dalam drum untuk menghasilkan cairan dan diendapkan selama tiga minggu. Cairan lalu diolah memakai mesin khusus menghilangkan kandungan racun dan mencari nutrisi hasil formulasi.

Penelitian produksi pupuk diperoleh secara otodidak. Pembuatan pupuk organik dipusatkan di Desa Bubunan Kecamatan Seririt, Buleleng. Untuk menghasilkan pupuk cair berkualitas dibutuhkan proses tiga sampai satu bulan mengendapkan bahan biota laut dan rumput laut. Satu drum endapan biota laut mampu menghasilkan 90 liter cairan.

Ia menambahkan, proses pembusukan menghasilkan tetesan cairan untuk diolah tanpa campuran air. Tidak ketinggalan bahan mendapat campuran molase dan artemia bertujuan menghilangkan gas beracun.

Pupuk cair Pak Nyos bermanfaat mengoptimalkan sistim metabolisme tanaman. Media tanam lebih dinamis ditunjang kandungan probiotik. "Dari bahan biota laut hanya mencari tetesan air dan menghilangkan kandungan racun amonia. Minimal dibutukan waktu satu bulan membuat busuk bahan biota laut dan menghasilkan kualitas cairan yang baik," ucapnya.

Ia mencontohkan tanaman bunga yang menggunakan pupuk Pak Nyos tumbuh lebih subur. Ragam tanaman lainnya seperti buah-buahan, cengkeh, sayur mayur menjadi lebih lebat.

"Kesuburan tanaman dengan dosis delapan tutup botol untuk satu tangki atau 14 liter air. Tanaman tahan dari penyakit dan membuat buah-buahan tumbuh lebih banyak dan ketahanan umur tanaman jadi lebih lama," paparnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016