Tabanan (Antara Bali) - Sejumlah pelaku usaha sektor peternakan di Kabupaten Tabanan, Bali khususnya para pemula masih kesulitan untuk mendapatkan akses permodalan dari bank saat pemerintah menggulirkan program penguatan modal.
"Bagi peternak pemula, masih mengeluhkan sulitnya akses permodalan perbankan. Bahkan, mereka ini harus meminta rekomendasi dari dinas terkait untuk bisa mengakses pinjaman modal dari bank," kata Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi (Gubi) Kabupaten Tabanan Darma Susila, Minggu.
Ia mengatakan perbankan dalam menyalurkan kredit modal kerja memang mempunyai persyaratan yang diterapkan terhadap pelaku usaha pemula .
"Kondisi tersebut berarti memang di tengah berbagai kemudahan yang digulirkan pemerintah melalui program penguatan modal dengan melibatkan kalangan perbankan, nampaknya belum bisa banyak membantu kalangan pebisnis pemula. Sebab, bank sendiri memiliki aturan sekaligus prinsip kehati-hatian dalam menggulirkan kredit di lapangan," ujarnya.
Darma Susila yang juga seorang peternak itu menambahkan, para peternak pemula tersebut sangat membutuhkan kucuran dana untuk mengembangkan usahanya, namun pada sisi lain pihak bank tetap menerapkan prinsip kehati-hatian atau menyalurkan kredit secara ketat.
"Sebab ada indikasi, kalangan perbankan memposisikan sektor peternakan menjadi usaha yang riskan terkena dampak dari lesunya ekonomi, sehingga mereka sangat hati-hati menyalurkan kredit ke peternak," ujar Darma Susila.
Selain usaha sektor peternakan juga kalangan usaha properti dan sektor lainnya belakangan ini juga terkena dampak dari kelesuan ekonomi.
"Padahal semestinya sektor peternakan mendapat perioritas dari bank, di tengah kelesuan ekonomi dengan harapan usaha itu dapat berkembang dengan membantu bidang permodalan," kata Darma Susila.
Ia mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk membantu usaha peternakan pemula, karena kondisinya sangat berbeda dengan usaha sektor properti yang permodalannya masih kuat, meski dipengaruhi kelesuan ekonomi.
Meskipun demikian secara umum program pemerintah untuk penguatan modal sudah cukup baik, tercermin dengan suku bunga yang semakin terjangkau, yakni sembilan persen per tahun, ujar Darma susila. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Bagi peternak pemula, masih mengeluhkan sulitnya akses permodalan perbankan. Bahkan, mereka ini harus meminta rekomendasi dari dinas terkait untuk bisa mengakses pinjaman modal dari bank," kata Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi (Gubi) Kabupaten Tabanan Darma Susila, Minggu.
Ia mengatakan perbankan dalam menyalurkan kredit modal kerja memang mempunyai persyaratan yang diterapkan terhadap pelaku usaha pemula .
"Kondisi tersebut berarti memang di tengah berbagai kemudahan yang digulirkan pemerintah melalui program penguatan modal dengan melibatkan kalangan perbankan, nampaknya belum bisa banyak membantu kalangan pebisnis pemula. Sebab, bank sendiri memiliki aturan sekaligus prinsip kehati-hatian dalam menggulirkan kredit di lapangan," ujarnya.
Darma Susila yang juga seorang peternak itu menambahkan, para peternak pemula tersebut sangat membutuhkan kucuran dana untuk mengembangkan usahanya, namun pada sisi lain pihak bank tetap menerapkan prinsip kehati-hatian atau menyalurkan kredit secara ketat.
"Sebab ada indikasi, kalangan perbankan memposisikan sektor peternakan menjadi usaha yang riskan terkena dampak dari lesunya ekonomi, sehingga mereka sangat hati-hati menyalurkan kredit ke peternak," ujar Darma Susila.
Selain usaha sektor peternakan juga kalangan usaha properti dan sektor lainnya belakangan ini juga terkena dampak dari kelesuan ekonomi.
"Padahal semestinya sektor peternakan mendapat perioritas dari bank, di tengah kelesuan ekonomi dengan harapan usaha itu dapat berkembang dengan membantu bidang permodalan," kata Darma Susila.
Ia mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk membantu usaha peternakan pemula, karena kondisinya sangat berbeda dengan usaha sektor properti yang permodalannya masih kuat, meski dipengaruhi kelesuan ekonomi.
Meskipun demikian secara umum program pemerintah untuk penguatan modal sudah cukup baik, tercermin dengan suku bunga yang semakin terjangkau, yakni sembilan persen per tahun, ujar Darma susila. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016