Denpasar (Antara Bali) - Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut bekerja sama dengan Bentara Budaya Bali yang didukung Sehati Production menggelar Festival Film Jerman di Galeria XXI, Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar, 20 hingga 22 Oktober 2016.
"Festival Film Jerman di Bali ini merupakan salah satu dari kegiatan serupa yang dilaksanakan di enam kota besar di Indonesia," kata Kepala Bagian Program Budaya Goethe Institut di Indonesia Anna Maria Strauss di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, German Cinema Festival 2016 juga digelar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Makassar. Khusus kegiatan di Denpasar merupakan kelanjutan dari kerja sama tahun sebelumnya.
Pemutaran film untuk masyarakat umum secara cuma-cuma diawali dengan penyuguhan film berjudul "Coconut Hero" karya sutradara Florian Cossen.
Film Coconut Hero, diproduksi tahun 2015, berkisah tentang Mike (16) yang tinggal di daerah antah berantah di Kanada yang merindukan kematian, setelah didiagnosa mengidap tumor otak yang mengira mimpinya untuk mati akan terwujud.
Film tersebut merupakan salah satu dari sembilan film pilihan yang diputar selama tiga hari kegiatan tersebut berlangsung. Film tersebut antara lain Agonie (2016, David Clay Diaz, 93 menit), Herbert (2015, Thomas Stuber, 109 menit) dan Junges Licht (2015, Adolf Winkelmann, 122 menit).
Selain itu juga film berjudul Sibylle (2015, Michael Krummenacher, 87 menit), Victoria (2015, Sebastian Schipper, 136 menit), Freistatt (2015, Marc Brummund, 104 menit), Ein GERMAN CINEMA FESTIVAL 2016 Atem (2015, Christian Zubert, 101 menit), dan Die Lugen der Sieger (2015, Christoph Hochhausler, 112 menit).
Anna Maria Strauss menambahkan, film pilihan tersebut menghadirkan aneka perspektif dan tematik yang menarik. Mulai dari sosok wanita yang cerdas sekaligus rapuh, berikut hal-hal lucu dan paradoks dalam kehidupan sehari-hari.
Festival Film Jerman di Indonesia yang merupakan kelima kalinya menjadi bagian penting acara festival film di Indonesia. Film yang disajikan merupakan film yang memberikan wawasan terhadap sinema Jerman. "Kami berharap German Cinema dapat menampilkan sisi-sisi terbaik perfilman Jerman yang aktual," ujar Anna Maria Strauss. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Festival Film Jerman di Bali ini merupakan salah satu dari kegiatan serupa yang dilaksanakan di enam kota besar di Indonesia," kata Kepala Bagian Program Budaya Goethe Institut di Indonesia Anna Maria Strauss di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, German Cinema Festival 2016 juga digelar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Makassar. Khusus kegiatan di Denpasar merupakan kelanjutan dari kerja sama tahun sebelumnya.
Pemutaran film untuk masyarakat umum secara cuma-cuma diawali dengan penyuguhan film berjudul "Coconut Hero" karya sutradara Florian Cossen.
Film Coconut Hero, diproduksi tahun 2015, berkisah tentang Mike (16) yang tinggal di daerah antah berantah di Kanada yang merindukan kematian, setelah didiagnosa mengidap tumor otak yang mengira mimpinya untuk mati akan terwujud.
Film tersebut merupakan salah satu dari sembilan film pilihan yang diputar selama tiga hari kegiatan tersebut berlangsung. Film tersebut antara lain Agonie (2016, David Clay Diaz, 93 menit), Herbert (2015, Thomas Stuber, 109 menit) dan Junges Licht (2015, Adolf Winkelmann, 122 menit).
Selain itu juga film berjudul Sibylle (2015, Michael Krummenacher, 87 menit), Victoria (2015, Sebastian Schipper, 136 menit), Freistatt (2015, Marc Brummund, 104 menit), Ein GERMAN CINEMA FESTIVAL 2016 Atem (2015, Christian Zubert, 101 menit), dan Die Lugen der Sieger (2015, Christoph Hochhausler, 112 menit).
Anna Maria Strauss menambahkan, film pilihan tersebut menghadirkan aneka perspektif dan tematik yang menarik. Mulai dari sosok wanita yang cerdas sekaligus rapuh, berikut hal-hal lucu dan paradoks dalam kehidupan sehari-hari.
Festival Film Jerman di Indonesia yang merupakan kelima kalinya menjadi bagian penting acara festival film di Indonesia. Film yang disajikan merupakan film yang memberikan wawasan terhadap sinema Jerman. "Kami berharap German Cinema dapat menampilkan sisi-sisi terbaik perfilman Jerman yang aktual," ujar Anna Maria Strauss. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016