Menjadi institusi yang mampu menghasilkan lulusan yang bermutu, berintegritas dan mampu berkompetisi secara global, itulah cita-cita besar yang terus dimantapkan oleh Universitas Warmadewa (Unwar), salah satu perguruan tinggi swasta ternama yang berada di Jalan Terompong Denpasar ini, meskipun telah terbukti mendapat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat, tak lantas membuat Rektor Universitas Warmadewa Prof dr Dewa Putu Widjana, DAP&E Sp.Par.K berpuas diri.

"Kami terus mencoba berbenah diri, baik dari sisi infrastruktur, SDM, hingga kurikulum," ujar Dewa Widjana.
                  
Bukti Unwar semakin mendapat hati dari masyarakat, ucap dia, salah satunya dapat dilihat dari membludaknya pelamar yang ingin menempuh pendidikan pada penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2016/2017 yang jumlahnya hingga 5.000 orang, dari tahun sebelumnya sekitar 3.000.

"Saya yakin ini karena kami benar-benar meningkatkan kualitas dan infrastruktur pendukungnya," kata pria kelahiran 30 Desember 1945 itu.
                  
Untuk meningkatkan kualitas, Unwar terus mengupayakan memenuhi rasio ideal antara jumlah dosen dan mahasiswa. Selain hal ini juga memenuhi aturan dari Dikti yang "makin ketat." Berdasarkan aturan Dikti, untuk program studi yang masuk kategori ilmu sosial, rasio mahasiswa dan dosen tidak boleh kurang dari 1:45, sedangkan untuk program studi ilmu eksakta tidak boleh kurang dari 1:30.
                   
"Kalau sebelumnya ada beberapa program studi di universitas kami yang rasionya merah, namun sekarang semua program studi, rasio antara dosen dan mahasiswanya sudah biru," ujar Dewa Widjana sambil menyebut dirinya terus merekrut dosen untuk di Fakultas Ekonomi yang selama ini jumlah mahasiswanya membludak.
Sedangkan dari sisi dosen yang berkualifikasi doktor (S3), dalam dua tahun lagi jumlahnya akan mencapai 100 orang.

"Dengan demikian, kualifikasi dosen S3 di Unwar akan berada di atas standar nasional. Saat ini saja, sudah ada 51 dosen yang bergelar doktor, sedangkan 49 sisanya akan menamatkan pendidikannya dalam waktu 2 hingga 3 tahun ke depan," ucapnya. Sementara dari sisi infrastruktur, juga terus dilakukan pembangunan gedung perkuliahan dan fasilitasnya sehingga setiap ruang kuliah sudah dilengkapi dengan AC, LCD hingga proyektor.Intinya agar memberikan jaminan kenyamanan pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan.

Unggul Lewat Lingkungan Kepariwisataan
          
Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu menyadari benar bahwa Bali sangat menggantungkan perekonomiannya dari sisi kepariwisataan.Oleh karena itu, tambah Dewa Widjana, lingkungan kepariwisataan juga menjadi pola ilmiah pokok di kampus tersebut. "Kami ingin setiap lulusan mampu memberikan kontribusi bagi kepariwisataan karena Bali telah menjadi destinasi wisata tersohor di dunia," katanya.
                  
Caranya, lingkungan kepariwisataan dimasukkan menjadi muatan lokal sesuai program studi masing-masing. Misalnya untuk di Fakultas Kedokteran dimasukkan kurikulum mengenai "medical tourism", sedangkan di Fakultas Hukum ada materi mengenai "law of tourism." Setiap program studi, haruslah mencerminkan muatan lokal tersebut, untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang lingkungan kepariwisataan.
                  
Tak berhenti sampai di sana, khususnya Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa juga medapat acungan jempol dari Badan Akreditasi Nasional dan Dirjen Dikti karena meskipun usianya relatif muda (baru dibuka 2009), tetapi kualitas lulusannya terbukti unggul. Dewa Widjana yang "membidani" pendirian Program Studi Pendidikan Dokter tersebut mengatakan tingkat kelulusan mahasiswa dalam uji kompetensi mahasiswa pendidikan dokter sudah di atas rata-rata nasional. Untuk mahasiswa kedokteran angkatan pertama yang lulus, kelulusan mereka dalam uji kompetensi mahasiswa pendidikan dokter sudah 83,6 persen, padahal saat itu rata-rata nasional 40 persen. Demikian juga untuk lulusan kedokteran angkatan kedua di atas 75 persen dalam uji kompetensi tersebut.

Ciptakan Lapangan Pekerjaan

Universitas Warmadewa juga terus mendorong para lulusannya agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan, dengan berbagai bekal yang sudah disiapkan selama menempuh perkuliahan. "Sarjana yang kami cetak, harus mampu menjadi agen perubahan dan bisa memberikan peluang bagi masyarakat di sekitarnya untuk bekerja," kata Dewa Widjana.
                   
Istilahnya, di tengah era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat ini, pihaknya menginginkan para lulusan dapat menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator) dan bukan hanya sebagai pencari kerja (job seeker).  Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempersiapkan kualitas lulusan yang siap menjadi wirausaha. Diantaranya melalui peningkatan sarana-prasarana penunjang proses pembelajaran, peningkatan kapasitas dosen, memperbaiki sumber input mahasiswa baru, pemuktahiran kurikulum dan tata kelola yang lebih baik.
                  
"Bahkan sejak tahun lalu kami sudah membuka Inkubator Bisnis. Lewat inkubator ini, dari sisi perencanaan, produksi, pemasaran, permodalan bisa difasilitasi bagi mahasiswa yang ingin berwirausaha," ujar Dewa Widjana yang sudah 45 tahun menjadi akademisi itu.

Pria asal Kerambitan, Tabanan ini menambahkan, untuk meningkatkan kompetensi lulusan, semua program studi mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dengan penerapan metode pembelajaran Student Centered Learning (SCL).

Dalam meningkatkan mutu pendidikan di Universitas Warmadewa juga mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang terus dilakukan berjenjang dan berkelanjutan, yang berpedoman pada standar mutu yang telah ditetapkan.

"Dengan berbagai upaya yang kami lakukan, kami yakin Universitas Warmadewa pada 2034 sudah dapat berkompetisi secara global dan dalam kepemimpinan saya ini saya berupaya keras untuk menguatkan pondasi ke arah itu," ucap Dewa Widjana. (*)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016