Jakarta (Antara Bali) - Gebyar Pesona Museum Nusantara (GPMN) akan
diselenggarakan untuk kedua kalinya di Anjungan Kalimantan Barat TMII
pada 12-15 Oktober 2016. Acara yang memperingati Hari Nasional Museum
Indonesia ini diadakan oleh Asosiasi Museum Indonesia Kawasan TMII
(AMIKA TMII), AMI (Asosiasi Museum Indonesia) dan Komunitas Jelajah.
"Exotica of Borneo" menjadi tema utama GPMN 2 yang akan menghadirkan pameran tematik tentang “Kearifan Budaya, Menjaga Alam Suku Dayakâ€, pameran komunitas Suku Dayak, dan Pameran Museum-museum.
Acara ini dimeriahkan dengan acara lokakarya dan demonstrasi seperti broadcasting "How to Make Music Video", membatik, tari Kalimantan, mewarnai kartu pos, kaligrafi, seni mengukir (Suku Asmat), wayang suket, demo menjinakkan api, membuat dan mewarnai layang-layang.
Pengunjung juga bisa meronce manik-manik, menganyam, tato non permanen, membuat gerabah, Sains Show “Api†dan “Nitrogen Cairâ€, Sains Show (Museum Listrik dan Energi Baru), dan berbagai lomba seperti mewarnai kartu pos dan lego “moda transportasiâ€.
Hari terakhir GPMN diwarnai juga dengan perhelatan Museum Awards untuk memberikan penghargaan yang terbagi jadi empat kategori: Museum Pintar, Museum Cantik, Museum Bersahabat dan Museum Menyenangkan.
Ada juga penghargaan untuk dua kategori tematik dan 4 kategori khusus. Kategori tematik yang pertama adalah Museum Sains, Teknologi dan Sejarah Alam, sedangkan yang kedua Museum Tematik Eksplorasi Kearifan Lokal.
Sementara itu, kategori khusus terdiri dari Media Peduli Museum, Perguruan Tinggi Peduli Museum, Tokoh Peduli Museum serta Pengabdian Sepanjang Hayat (Lifetime Achievement).
Dewan Juri yang terdiri dari Prof. Wiendu Nuryanti, PhD (sebagai Ketua) dan 4 juri lainnya yakni Ahmad Fuadi, Prof. Dr. Agus Aris Munandar, Anggit Hernowo dan drs. Nunus Supardi melakukan perjalanan ke berbagai provinsi di Indonesia hingga akhirnya memutuskan ada 24 museum yang masuk nominasi di berbagai kategori. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Exotica of Borneo" menjadi tema utama GPMN 2 yang akan menghadirkan pameran tematik tentang “Kearifan Budaya, Menjaga Alam Suku Dayakâ€, pameran komunitas Suku Dayak, dan Pameran Museum-museum.
Acara ini dimeriahkan dengan acara lokakarya dan demonstrasi seperti broadcasting "How to Make Music Video", membatik, tari Kalimantan, mewarnai kartu pos, kaligrafi, seni mengukir (Suku Asmat), wayang suket, demo menjinakkan api, membuat dan mewarnai layang-layang.
Pengunjung juga bisa meronce manik-manik, menganyam, tato non permanen, membuat gerabah, Sains Show “Api†dan “Nitrogen Cairâ€, Sains Show (Museum Listrik dan Energi Baru), dan berbagai lomba seperti mewarnai kartu pos dan lego “moda transportasiâ€.
Hari terakhir GPMN diwarnai juga dengan perhelatan Museum Awards untuk memberikan penghargaan yang terbagi jadi empat kategori: Museum Pintar, Museum Cantik, Museum Bersahabat dan Museum Menyenangkan.
Ada juga penghargaan untuk dua kategori tematik dan 4 kategori khusus. Kategori tematik yang pertama adalah Museum Sains, Teknologi dan Sejarah Alam, sedangkan yang kedua Museum Tematik Eksplorasi Kearifan Lokal.
Sementara itu, kategori khusus terdiri dari Media Peduli Museum, Perguruan Tinggi Peduli Museum, Tokoh Peduli Museum serta Pengabdian Sepanjang Hayat (Lifetime Achievement).
Dewan Juri yang terdiri dari Prof. Wiendu Nuryanti, PhD (sebagai Ketua) dan 4 juri lainnya yakni Ahmad Fuadi, Prof. Dr. Agus Aris Munandar, Anggit Hernowo dan drs. Nunus Supardi melakukan perjalanan ke berbagai provinsi di Indonesia hingga akhirnya memutuskan ada 24 museum yang masuk nominasi di berbagai kategori. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016