Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra meminta generasi muda memiliki rasa semangat (jengah) kerja menghadapi tantangan pada zaman globalisasi.
"Pemuda di Bali harus memiliki `jengah` (semangat), karena dengan sikap tersebut akan membangkitkan semua kemampuan yang ada dalam diri sendiri," kata Rai Mantra saat menjadi pembicara pada Pelatihan Kepemimpinan Daerah (Pakemda) oleh Dewan Pimpinan Provinsi Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPP Peradah) Bali, di Zizz Convention Hotel, Kabupaten Badung, Sabtu.
Ia mengatakan keberhasilan seorang pemimpin dapat membangun kerja sama yang baik dengan pemangku kepentingan yang ada. Beberapa hal yang harus dirubah dapat dimulai dari diri sendiri melalui olah pikir dan olah rasa.
Disamping itu, kata dia, ada beberapa dasar kepemimpinan yakni berdasarkan fisik, intelektual, dan sosial, personal (pribadi), emosional serta moral. Generasi muda sebagai calon dari seorang pemimpin yang dapat selalu berorientasi pada hal tersebut dengan terus membangkitkan rasa semangat dalam menjawab tantangan saat ini yang nantinya akan dapat memunculkan "Taksu" atau kharisma.
Rai Mantra lebih lanjut mengatakan dalam membentuk suatu kepemimpinan sebagai tataran yang sangat fundamental, personal dan moral serta masalah emosional yang meliputi spiritual, intelektual, dan emosional control.
"Hendaknya kita harus berhati-hati dengan sikap berbicara dan menjaga emosi kita, jangan sampai orang lain menjadi sakit hati," ujar Rai Mantra yang juga sebagai Penasehat Peradah Bali itu.
Terlebih di zaman globalisasi dengan era digital saat ini, dengan keterbukaan infromasi melalui media sosial melatih emosional secara baik, diikuti dengan peningkatan moralitas.
Wali Kota Rai Mantra juga mengajak para peserta dari kalangan anak muda ini untuk terus memperdalam nilai-nilai keagamaan dengan baik serta menjadikan suatu dasar dalam kepemimpinan.
"Menjadi seorang pemimpin (leadership) harus mampu bekerja keras, mempunyai visi, komitmen, motivasi, menguasai pekerjaan, memiliki loyalitas dan integritas, yang terpenting ini semua bisa dikendalikan bedasarkan oleh ajaran `Tri Kaya Parisuda` (berpikir, berkata, dan berbuat baik)," ujarnya.
Rai Mantra menjelaskan terdapat tiga faktor sifat dan karakteristik daya saing yakni "entreprenuership" (wirausaha), kreatif dan produktif yang diharapkan mampu terus diasah oleh generasi muda dengan rasa percaya diri, motivasi diri dan ulet.
"Yang terpenting di dalam etika adalah pengendalian emosional, dimana seorang pemimpin juga harus siap menerima saran dan kritik, dan bukan justru sebaliknya anti terhadap kritikan," kata Rai Mantra.
Pembicara lainnya yakni Prof Dr. IB Gede Yudha Triguna dengan materi Sharing Alumni dan Penguatan Jaringan, Prof Dr. LK Suryani dengan materi Relaksasi Spirit Kepemimpinan, Prof. Dr. Ketut Widnya dengan materi Kepemimpinan Hindu Dalam Menyikapi Isu Kekinian, Anak Agung Wirawan (ITDC) dan anggota DPR-RI Dr. Wayan Koster. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pemuda di Bali harus memiliki `jengah` (semangat), karena dengan sikap tersebut akan membangkitkan semua kemampuan yang ada dalam diri sendiri," kata Rai Mantra saat menjadi pembicara pada Pelatihan Kepemimpinan Daerah (Pakemda) oleh Dewan Pimpinan Provinsi Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPP Peradah) Bali, di Zizz Convention Hotel, Kabupaten Badung, Sabtu.
Ia mengatakan keberhasilan seorang pemimpin dapat membangun kerja sama yang baik dengan pemangku kepentingan yang ada. Beberapa hal yang harus dirubah dapat dimulai dari diri sendiri melalui olah pikir dan olah rasa.
Disamping itu, kata dia, ada beberapa dasar kepemimpinan yakni berdasarkan fisik, intelektual, dan sosial, personal (pribadi), emosional serta moral. Generasi muda sebagai calon dari seorang pemimpin yang dapat selalu berorientasi pada hal tersebut dengan terus membangkitkan rasa semangat dalam menjawab tantangan saat ini yang nantinya akan dapat memunculkan "Taksu" atau kharisma.
Rai Mantra lebih lanjut mengatakan dalam membentuk suatu kepemimpinan sebagai tataran yang sangat fundamental, personal dan moral serta masalah emosional yang meliputi spiritual, intelektual, dan emosional control.
"Hendaknya kita harus berhati-hati dengan sikap berbicara dan menjaga emosi kita, jangan sampai orang lain menjadi sakit hati," ujar Rai Mantra yang juga sebagai Penasehat Peradah Bali itu.
Terlebih di zaman globalisasi dengan era digital saat ini, dengan keterbukaan infromasi melalui media sosial melatih emosional secara baik, diikuti dengan peningkatan moralitas.
Wali Kota Rai Mantra juga mengajak para peserta dari kalangan anak muda ini untuk terus memperdalam nilai-nilai keagamaan dengan baik serta menjadikan suatu dasar dalam kepemimpinan.
"Menjadi seorang pemimpin (leadership) harus mampu bekerja keras, mempunyai visi, komitmen, motivasi, menguasai pekerjaan, memiliki loyalitas dan integritas, yang terpenting ini semua bisa dikendalikan bedasarkan oleh ajaran `Tri Kaya Parisuda` (berpikir, berkata, dan berbuat baik)," ujarnya.
Rai Mantra menjelaskan terdapat tiga faktor sifat dan karakteristik daya saing yakni "entreprenuership" (wirausaha), kreatif dan produktif yang diharapkan mampu terus diasah oleh generasi muda dengan rasa percaya diri, motivasi diri dan ulet.
"Yang terpenting di dalam etika adalah pengendalian emosional, dimana seorang pemimpin juga harus siap menerima saran dan kritik, dan bukan justru sebaliknya anti terhadap kritikan," kata Rai Mantra.
Pembicara lainnya yakni Prof Dr. IB Gede Yudha Triguna dengan materi Sharing Alumni dan Penguatan Jaringan, Prof Dr. LK Suryani dengan materi Relaksasi Spirit Kepemimpinan, Prof. Dr. Ketut Widnya dengan materi Kepemimpinan Hindu Dalam Menyikapi Isu Kekinian, Anak Agung Wirawan (ITDC) dan anggota DPR-RI Dr. Wayan Koster. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016