Bali sebagai pulau yang menjadi tempat berlabuh wisatawan berbagai negara, mulai diproyeksikan sebagai "Green Province".

Langkah riil telah dilakukan dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTD Gas) 200 MW di Pesanggaran, Denpasar, sebagai upaya meminimalkan penggunaan energi berbahan fosil dan beralih pada gas bumi yang lebih ramah lingkungan.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan, keberadaan PLTD Gas ini membawa dampak positif tidak hanya demi kesejahteraan masyarakat Bali secara ekonomi, tetapi juga untuk pelestarian lingkungan dan alam Bali.

"PLTD Gas menimbulkan polusi udara lebih kecil, memberikan hasil lebih maksimal dan menghindarkan kebisingan serta getaran," ujar Pastika pada kesempatan peresmian (PLTD Gas) 200 MW di Pesanggaran, Denpasar.

Penggunaan minyak bumi sebagai sumber energi di Pulau Bali diharapkan dapat lebih diminimalkan. Salah satu solusinya ialah pembangkit listrik yang berbahan bakar diesel atau minyak bumi, digantikan dengan berbahan bakar gas atau energi baru terbarukan.

Dengan adanya penggunaan gas ini, sudah tentu akan menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Hasil dari penghematan itu  dapat digunakan untuk menyumbang bagi warga yang tinggal di daerah terpencil. Misalnya, untuk perbaikan sektor kesehatan, pendidikan dan lainnya.

Selanjutnya, Provinsi Bali segera dijadikan sebagai wilayah percontohan penggunaan energi terbarukan tingkat dunia. Di mana, seluruh hotel di kawasan Bali akan diwajibkan menggunakan bahan bakar gas sehingga alam lingkungan Pulau Dewata dapat terjaga dan lestari.

"Energi terbarukan yang ramah lingkungan ini amat diperlukan di masa depan untuk mengantisipasi, salah satunya pemanasan global. Nanti perhotelan dan kantor perusahaan di Bali diwajikan menggunakan energi ramah lingkungan ini," tutur Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, IGN Wiratmaja Puja.

Kementerian ESDM berencana memperpanjang pipa "liquefied natural gas" (LNG) ke wilayah Sanur, Kuta, dan Nusa Dua untuk penggunaan energi terbarukan pada sektor pariwisata.

Nantinya hotel-hotel yang selama ini menggunakan sumber energi listrik, misalnya berbahan solar, maka dapat menghemat pengeluaran dengan beralih ke gas. Langkah ini pun dapat membantu dan mengkampanyekan energi bersih terbarukan.

Saat ini, jumlah kamar hotel di Bali mencapai sekitar 130 ribu kamar hotel. Penggunaan sumber energi amat diperlukan para pengelola  perhotelan, untuk mendukung kelangsungan usaha seiring dengan meningkatnya tingkat kunjungan wisatawan ke Bali setiap tahunnya.

Penggunaan gas bumi yang merupakan energi ramah lingkungan ini selaras dengan langkah Pemerintah Provinsi Bali yang menggulirkan program unggulan "Bali Green Province".

Bali digadang-gadang menjadi destinasi wisata yang ramah penduduk, sekaligus ramah alam lingkungannya, dengan bertumpu pada penggunaan gas bumi sebagai sumber energi.

Penggunaan gas bumi ini, menjadikan lingkungan lebih bersih dengan menurunnya emisi CO2 gas buang, sehingga oksigen yang dihirup terminimalisasi dari polusi yang mencemari udara.

"Green Energy"
   
Sementara itu, Perusahan Gas Negara (PGN) menawarkan untuk menggunakan "green energy" sebagai dukungan atas kebijakan nasional, yang telah mencanangkan Pulau Dewata sebagai daerah percontohan pengembangan energi bersih dan terbarukan.

Direktur Bidang Infrastruktur dan Teknologi PGN Djoko Saputro ketika mengadakan pertemuan dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Denpasar beberapa waktu lalu mengatakan, sumber energi di Bali  saat ini masih amat tergantung pada BBM.

"BBM ini kan disuplai dari negara lain sehingga menimbulkan ketergantungan. Selain itu, BBM ini terbilang mahal, merupakan energi tak terbarukan serta menimbulkan pencemaran lingkungan," ucap Djoko Saputro.

Berlatar belakang hal ini, maka PGN menawarkan untuk memanfaatkan gas bumi sebagai sumber energi. Selain itu, PGN juga berinisiatif mengembangkan gasifikasi biomassa sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan yang cocok dikembangkan di Provinsi Bali.

Cadangan gas bumi yang dikelola PGN saat ini mencapai 864 million standard cubic feet per day (MMSCFD) atau setara dengan 155.174 barel minyak/hari. Jumlah ini, tergolong sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konversi bahan bakar bagi Bali dan daerah lainnya di Tanah Air.

"Sebagai dukungan atas penawaran tersebut, maka PGN berencana membangun jaringan pipa gas alam yang akan disalurkan langsung ke rumah tangga dan juga pelaku usaha pariwisata di Pulau Dewata," kata Djoko Saputro seraya menyatakan akan membangun terminal gas yang dirancang terapung di laut, seperti yang dikembangkan di Lampung dan Jakarta.

Pemanfaatan natural gas, ujar dia, juga bernilai ekonomis. Apabila dikalkulasi, harganya sepertiga dari elpiji. Sementara itu,  elpiji juga merupakan barang yang diimpor dari negara lain.

Selain membangun jaringan gas bumi, PGN juga berencana memperluas pengembangan gasifikasi biomassa yang merupakan salah satu program PGN dalam mengembangkan sumber energi terbarukan dengan memanfaatkan limbah sekam padi, kayu dan sejenisnya. Saat ini, pengembangan baru dilakukan di tiga wilayah yaitu Pati, Jawa Tengah, Banyuwangi, Jawa Timur dan Jembrana, Bali.

Dengan kompor yang dirancang khusus, limbah sekam padi, kayu dan sejenisnya yang telah diolah menjadi pelet dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, murah dan terbarukan.

"Kami berharap bisa membangun kerja sama dengan Pemprov Bali untuk pengembangan jaringan gas alam dan memperluas program gasifikasi bioamassa," ucapnya, berharap.

Melalui penggunaan gas bumi di Provinsi Bali dan daerah-daerah lain di Tanah Air, PGN mengharapkan supaya sektor industri dapat terus berkembang, serta memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.

PGN senantiasa  berinisiatif untuk melakukan pembangunan infrastruktur dan memperluas jaringan gas bumi di berbagai daerah di Indonesia. Meningkatnya penggunaan gas bumi di masyarakat, berimbas pada ketahanan energi nasional yang akan semakin kokoh.

Sampai kini, PGN setidaknya sudah membangun dan mengoperasikan 6.470 kilometer jaringan pipa gas di berbagai wilayah di Indonesia. PGN juga melayani lebih dari 105 ribu pelanggan dari berbagai sektor seperti rumah tangga, transportasi, UKM, komersial, industri dan pembangkit listrik. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Tri Vivi Suryani

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016