Denpasar (Antara Bali) - Sanggar Kerta Yowana Wilangun, Kecamatan Denpasar Barat menampilkan tabuh Lelambatan Semara Pagulingan pada kegiatan "Maha Bandana Prasadha 2016".
Tabuh Lelambatan Semar Pagulingan tersebut merupakan perpaduan tabuh klasik yang menjadi suatu tradisi dalam setiap kegiatan pementasan kesenian. Tabuh tersebut sangat merdu, sehingga para penonton yang memadati pelataran Museum Bali seakan terbius.
"Terlebih tabuh yang dipentaskan tersebut dikolaborasikan dengan tari Barong Ket, sehingga menjadikan perpaduan tabuh tersebut sangat dinamis," kata Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Ketut Gde Suaryadala di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan kegiatan "Maha Bandana Prasadha" merupakan salah satu ajang yang digagas pemerintah kota melalui Dinas Kebudayaan Kota Denpasar untuk memberi ruang bagi para seniman terutama seniman kesenian klasik untuk menampilkan garapan kesenian yang mereka kreasikan sedemikian rupa ke khalayak ramai.
Suaryadala lebih lanjut mengatakan "Maha Bandana Prasadha" juga sebagai upaya wujud nyata pemerintah kota untuk mewujudkan Denpasar Kota Berwawasan Budaya. Maka dalam kegiatan tersebut dipentaskan berbagai kesenian Bali, antara lain Tabuh Lelambatan Semara Pegulingan.
Menurut dia, peserta yang tampil dalam "Maha Bandana Prasadha" sudah melalui seleksi ketat sejak tahun lalu. Tidak hanya itu, pihaknya juga melakukan pemerataan setiap kecamatan.
Sehingga semua seniman yang ada di Kota Denpasar dapat mengambil kesempatan untuk menampilkan kreasi kesenian yang mereka persiapan tersebut.
"Oleh karena itu seniman yang pentas dalam Maha Bandana Prasadha setiap tahun pasti akan beda-beda," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Tabuh Lelambatan Semar Pagulingan tersebut merupakan perpaduan tabuh klasik yang menjadi suatu tradisi dalam setiap kegiatan pementasan kesenian. Tabuh tersebut sangat merdu, sehingga para penonton yang memadati pelataran Museum Bali seakan terbius.
"Terlebih tabuh yang dipentaskan tersebut dikolaborasikan dengan tari Barong Ket, sehingga menjadikan perpaduan tabuh tersebut sangat dinamis," kata Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Ketut Gde Suaryadala di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan kegiatan "Maha Bandana Prasadha" merupakan salah satu ajang yang digagas pemerintah kota melalui Dinas Kebudayaan Kota Denpasar untuk memberi ruang bagi para seniman terutama seniman kesenian klasik untuk menampilkan garapan kesenian yang mereka kreasikan sedemikian rupa ke khalayak ramai.
Suaryadala lebih lanjut mengatakan "Maha Bandana Prasadha" juga sebagai upaya wujud nyata pemerintah kota untuk mewujudkan Denpasar Kota Berwawasan Budaya. Maka dalam kegiatan tersebut dipentaskan berbagai kesenian Bali, antara lain Tabuh Lelambatan Semara Pegulingan.
Menurut dia, peserta yang tampil dalam "Maha Bandana Prasadha" sudah melalui seleksi ketat sejak tahun lalu. Tidak hanya itu, pihaknya juga melakukan pemerataan setiap kecamatan.
Sehingga semua seniman yang ada di Kota Denpasar dapat mengambil kesempatan untuk menampilkan kreasi kesenian yang mereka persiapan tersebut.
"Oleh karena itu seniman yang pentas dalam Maha Bandana Prasadha setiap tahun pasti akan beda-beda," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016