Denpasar (Antara Bali) - Bali meraup devisa sebesar 1,001 juta dolar AS dari ekspor kerajinan berbahan baku rotan selama semester I-2016, meningkat 22,56 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya tercatat 817.134,60 dolar AS.

"Pengapalan untuk volume merosot 45,37 persen dari 103.289 unit pada semester I-2015 menjadi hanya 56.430 unit pada semester I-2016," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, dari pengapalan hasil kerajinan rotan untuk volume merosot namun perolehan devisa meningkat, itu menunjukkan harga persatuan unit dihargai semakin mahal.

Kerajinan berbahan baku rotan itu andilnya masih kecil hanya 0,34 persen dari total ekspor daerah ini mencapai 290,585 juta dolar AS selama semester I-2016, meningkat 21,16 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 239,832 juta dolar AS.

Perajin Bali mengolah bahan baku rotan menjadi komoditas ekspor antara lain berbentuk kursi, lemari, perabot rumah tangga, tempat tidur dan aneka jenis cinderamata yang unik dan menarik.

Made Suastika menambahkan, perajin Bali merancang matadagangan dari bahan baku rotan dengan desain yang unik dan menarik, sehingga sangat diminati konsumen luar negeri.

Bali tidak memiliki kebun atau hutan yang memproduksi rotan, namun bahan baku untuk membuat berbagai jenis matadagangan dan aneka jenis cenderamata itu sepenuhnya mendatangkan dari Sulawesi, Kalimantan maupun Papua.

Prajin Bali juga memanfaatkan rotan itu untuk membuat aneka jenis cinderamata antara lain tas yang dikombinasikan dengan kulit sehingga mampu menambah perolehan devisa.

Kerajinan berbahan baku rotan merupakan salah satu dari 17 jenis kerajinan Bali yang menembus pasaran luar negeri.

Hasil kerajinan rotan yang menonjolkan unsur seni antara lain diserap pasaran Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Prancis, Australia, Italia, Inggris, Spanyol dan Jerman. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016