Denpasar (Antara Bali) - Bali mengantongi devisa sebesar 60.131,42 dolar AS dari ekspor kopi selama semester I-2016, merosot hingga 57,34 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya mencapai 140.940,48 dolar AS.

"Namun untuk volume pengapalan komoditas kopi tersebut meningkat sebesar 146,22 persen," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, pengapalan kopi ke luar negeri itu sebanyak 5,15 ton pada semester I-2015 meningkat menjadi 12,68 ton pada semester I-2016.

Matadagangan kopi merupakan salah satu dari tiga komoditas perkebunan Bali yang menembus pasaran luar negeri. Dua komoditas lainnya adalah kakao dan vanili.

Ekspor komoditas perkebunan andilnya sangat kecil hanya 0,22 persen dari total ekspor Bali mencapai 290,585 juta dolar AS.

Made Suastika menambahkan, selain kopi juga mengekspor kakao sebanyak 80,2 ton seharga 585.369,47 dolar AS selama semester I-2016. Dari segi volume merosot 27,20 persen dan perolehan nilai menurun 29,40 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya.

Bali selama semester I-2015 mengapalkan kakao sebanyak 110,27 ton seharga 829.134,17 dolar AS, ujar Made Suastika.

Sementara Raka Santhi Armini, seorang eksportir kopi luwak dari Kabupaten Bangli dalam kesempatan terpisah menjelaskan, produksi kopi luwak Bali berhasil menembus pasaran luar negeri, khususnya negara-negara di kawasan Eropa.

Produk kopi luwak yang diolah dari jenis arabika yang tumbuh di kawasan wisata Kintamani, Kabupaten Bangli itu memiliki keunggulan yang diakui konsumen mancanegara, di antaranya citarasa yang khas.

Pihaknya sejak awal Agustus lalu telah mengapalkan kopi luwak ke pasaran Eropa dengan standar uji laboratorium lolos Okratoksin, sesuai yang dituntut konsumen dan pembeli di negara tersebut.

Ekspor perdana setelah penandatanganan dengan mitra kerja (MoU), telah mengapalkan 50 kg kopi luwak ke pasaran Eropa, ujar Raka Santhi Armini. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016