Negara (Antara Bali) - Petani di subak (kelompok irigasi khas Bali) Kelurahan Dauhwaru, Kabupaten Jembrana yang mendapatkan pendampingan dari Balai Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) melakukan panen raya.

Pantauan di lapangan Kamis, panen raya di Subak Sawe Rangsasa ini disaksikan Bupati Jembrana I Putu Artha serta dinas terkait dan Deputi Bidang Klimatologi BMKG Pusat R. Mulyono Prabowo.

Ketua atau Kelian Subak Sawe Rangsasa I Gusti Putu Suwinda mengatakan, dengan mengikuti program Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang dilakukan BMKG, hasil panen petani anggotanya meningkat dari 6,9 ton menjadi 7,5 ton untuk setiap hektare lahan.

"Dengan SLI, kami jadi paham situasi dan kondisi iklim sehingga pola tanam bisa menyesuaikan. Perhitungan dengan cara tradisional terkait iklim, saat ini sudah tidak sesuai lagi," katanya.

Menurutnya, program dengan mengandalkan teknologi BMKG ini, dipadukan dengan sistem tradisional dimana untuk menghalau hama walang sangit, petani masih menggunakan cara lama dengan memasang jebakan dari bangkai kepiting.

Mulyono mengatakan, SLI merupakan program BMKG yang dilakukan di 33 provinsi sejak tahun 2011, dengan tujuan memberikan informasi kepada petani terkait perubahan iklim.

"Kami memberikan informasi kondisi iklim setiap 10 hari, serta evaluasi 10 hari ke depannya. Informasi tersebut bisa dijadikan pedoman petani terkait untuk memulai masa tanam," katanya.

Ia mengatakan, pendampingan ini dilakukan terpadu dengan dinas terkait, yang memberikan pembinaan secara teknis kepada petani, agar hasil panen meningkat.

Menurutnya, petani yang mengikuti program SLI mendapatkan pelatihan tentang iklim, yang data dari BMKG Stasiun Klimatologi Klas II Negara menunjukkan, pemahaman petani terhadap iklim meningkat dari 60 persen menjadi 70 sampai 80 persen.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016