Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perhubungan Kota Denpasar menyelenggarakan Pembinaan dan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dengan melibatkan 60 siswa SMA/SMK se-Kota Denpasar.
Kadis Perhubungan Kota Denpasar Gede Astika di Denpasar, Selasa mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan dan mendorong terwujudnya penurunan jumlah pelanggaran lalu lintas, kejadian kecelakaan dan tingkat fatalitas kecelakaan terutama yang disebabkan faktor pengendara.
"Kegiatan tersebut untuk mewujudkan peran serta masyarakat dalam memberikan penilaian terhadap perilaku pelajar dalam disiplin berlalu lintas. Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Berlalu LLAJ ini harus dilakukan, karena permasalahan yang sering dihadapi di Kota Denpasar adalah kemacetan, kebersihan, kependudukan dan pedagang kaki lima serta pencemaran udara," ujarnya.
Ia mengatakan dampak yang paling banyak dihadapi di perkotaan adalah bergesernya fungsi lahan di beberapa ruas jalan, akibat perkembangan dari pembangunan sulit di bendung.
"Kota Denpasar merupakan jalur lalu lintas dari kabupaten lainnya, sehingga menimbulkan berbagai persoalan seperti meningkatnya kepemilikan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat dari tahun ke tahun," ucapnya.
Ia mengatakan dari pemantauan beberapa pelajar berperilaku ugal-ugalan tanpa memperhatikan rambu dan marka jalan sehingga sering menimbulkan kecelakaan.
Mengatasi permasalahan tersebut, kata Astika, selain pemilihan pelajar pelopor keselamatan LLAJ, pihaknya telah melakukan beberapa upaya di antaranya menata lalu lintas dengan rekayasa lalu lintas pada beberapa ruas jalan tertentu di Denpasar untuk keselamatan pemakai jalan dengan memasang fasilitas lalu lintas seperti rambu, marka jalan serta "pelican crossing dan guardrail".
Astika mengatakan di samping memasang rambu dan marka jalan, pihaknya juga mengecat marka dan memasang rambu pada jalan yang belum terpasang. Selain itu juga memasang marka disabilitas di kawasan pendidikan, pasar, pariwisata, rumah sakit dan pedestrian.
"Untuk mengedukasi anak-anak usia dini, Pemkot Denpasar telah membangun taman lalu lintas yang berlokasi di Lapangan Lumintang," ujarnya.
Tidak hanya itu, kata Astika, pihaknya juga melakukan pembinaan dan penyuluhan keselamatan lalu lintas angkutan jalan ke sekolah-sekolah juga menyediakan lajur roda dua, pengadaan RHK dan zona selamat sekolah di beberapa kawasan sekolah.
Memperbaiki pedestrian pejalan kaki sepanjang Jalan Gajah Mada dan ruas jalan lainnya, serta mengadakan penataan ruas jalan untuk parkir di jalan umum.
"Bahkan sejak tahun 2009 kami juga telah memasang lajur sepeda dan sepeda motor dan memasang Area Traffic Control System (ATCS) di 45 titik," ujarnya.
Dengan diselenggarakan pemilihan pelajar pelopor keselamatan LLAJ, Astika berharap nantinya para pelajar pelopor keselamatan berlalu lintas menjadikan contoh di Kota Denpasar yang peduli terhadap keselamatan generasi muda sebagai pewaris pembangunan di masa depan.
"Untuk mewujudkan lalu lintas yang aman, nyaman dan lancar juga diperlukan partisipasi dari semua masyarakat sendiri," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Kadis Perhubungan Kota Denpasar Gede Astika di Denpasar, Selasa mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan dan mendorong terwujudnya penurunan jumlah pelanggaran lalu lintas, kejadian kecelakaan dan tingkat fatalitas kecelakaan terutama yang disebabkan faktor pengendara.
"Kegiatan tersebut untuk mewujudkan peran serta masyarakat dalam memberikan penilaian terhadap perilaku pelajar dalam disiplin berlalu lintas. Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Berlalu LLAJ ini harus dilakukan, karena permasalahan yang sering dihadapi di Kota Denpasar adalah kemacetan, kebersihan, kependudukan dan pedagang kaki lima serta pencemaran udara," ujarnya.
Ia mengatakan dampak yang paling banyak dihadapi di perkotaan adalah bergesernya fungsi lahan di beberapa ruas jalan, akibat perkembangan dari pembangunan sulit di bendung.
"Kota Denpasar merupakan jalur lalu lintas dari kabupaten lainnya, sehingga menimbulkan berbagai persoalan seperti meningkatnya kepemilikan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat dari tahun ke tahun," ucapnya.
Ia mengatakan dari pemantauan beberapa pelajar berperilaku ugal-ugalan tanpa memperhatikan rambu dan marka jalan sehingga sering menimbulkan kecelakaan.
Mengatasi permasalahan tersebut, kata Astika, selain pemilihan pelajar pelopor keselamatan LLAJ, pihaknya telah melakukan beberapa upaya di antaranya menata lalu lintas dengan rekayasa lalu lintas pada beberapa ruas jalan tertentu di Denpasar untuk keselamatan pemakai jalan dengan memasang fasilitas lalu lintas seperti rambu, marka jalan serta "pelican crossing dan guardrail".
Astika mengatakan di samping memasang rambu dan marka jalan, pihaknya juga mengecat marka dan memasang rambu pada jalan yang belum terpasang. Selain itu juga memasang marka disabilitas di kawasan pendidikan, pasar, pariwisata, rumah sakit dan pedestrian.
"Untuk mengedukasi anak-anak usia dini, Pemkot Denpasar telah membangun taman lalu lintas yang berlokasi di Lapangan Lumintang," ujarnya.
Tidak hanya itu, kata Astika, pihaknya juga melakukan pembinaan dan penyuluhan keselamatan lalu lintas angkutan jalan ke sekolah-sekolah juga menyediakan lajur roda dua, pengadaan RHK dan zona selamat sekolah di beberapa kawasan sekolah.
Memperbaiki pedestrian pejalan kaki sepanjang Jalan Gajah Mada dan ruas jalan lainnya, serta mengadakan penataan ruas jalan untuk parkir di jalan umum.
"Bahkan sejak tahun 2009 kami juga telah memasang lajur sepeda dan sepeda motor dan memasang Area Traffic Control System (ATCS) di 45 titik," ujarnya.
Dengan diselenggarakan pemilihan pelajar pelopor keselamatan LLAJ, Astika berharap nantinya para pelajar pelopor keselamatan berlalu lintas menjadikan contoh di Kota Denpasar yang peduli terhadap keselamatan generasi muda sebagai pewaris pembangunan di masa depan.
"Untuk mewujudkan lalu lintas yang aman, nyaman dan lancar juga diperlukan partisipasi dari semua masyarakat sendiri," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016