Bangli (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menggugah kesadaran generasi muda untuk menjaga alam Pulau Dewata dengan cara tidak meninggalkan pertanian yang merupakan jati diri masyarakat daerah itu.

"Saat ini usia para petani kita di atas 50 tahun. Jadi saya harapkan melalui program Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) ini, anak muda mulai melirik sektor pertanian demi menjaga tanah dan warisan leluhur Bali," kata Pastika pada acara Pemberian Penghargaan dan Hadiah pada Unit Simantri Berprestasi di Kintamani, Bangli, Jumat.

Dia juga menyatakan kebanggaan dan kebahagiaannya akan perkembangan Simantri dewasa ini. Pastika mengenang bagaimana dulu susahnya memperjuangkan pembangunan Simantri karena ditentang berbagai pihak, namun saat ini hasil positifnya sudah mulai kelihatan.

"Tujuan utama Simantri adalah meningkatkan pendapatan petani, bukan hanya pelihara sapi. Tapi bagaimana kita integrasikan peternakan dan pertanian agar bisa menyejahterakan petani," ucapnya di depan para anggota dan pendamping Simantri.

Selain untuk meningkatkan taraf ekonomi para petani, keberadaan Simantri juga diharapkan bisa menarik minat anak muda untuk kembali ke jati diri, yaitu bertani, mengurangi alih fungsi lahan yang begitu cepat serta mengurangi polusi tanah yang diakibatkan oleh pupuk kimiawi dengan cara menggunakan pupuk kompos dan bio urine hasil Simantri.

Dia berharap agar Simantri terus dikembangkan, mengingat program ini juga sangat sejalan dengan ajaran Hindu ( Vedic-Agriculture System) atau program pertanian yang berlandaskan nilai-nilai spiritual sekaligus kearifan lokal.

Pastika mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terus bekerja keras mengembangkan Simantri sehingga bisa menarik perhatian ilmuwan mancanegara untuk terus menelitinya.

"Kami sedang menjajaki kerja sama di bidang pertanian dan pupuk organik dengan Jepang, khususnya dengan Kumamoto dan Osaki. Bahkan sekarang Wakil Wali Kota Osaki Tojo Masaha hadir secara langsung di sini. Seharusnya kita bangga, ide Simantri yang sederhana ini ternyata sangat bermanfaat dan bisa menarik perhatian negara lain," bebernya.

Ke depan dia berharap keberadaan Simantri bisa memberikan efek nyata bagi para petani. Mengenai beberapa unit Simantri yang kurang berhasil, Pastika berharap acara pemberian penghargaan dan hadiah ini akan memotivasi mereka untuk terus mengembangkan Simantri sehingga mampu berguna bagi petani dan rakyat pada umumnya.

Demi menggugah semangat bertani, orang nomor satu ini juga mengundang ahli pertanian untuk menciptakan varietas baru dari hasil lokal yang mampu bersaing dengan produk unggulan di dunia.

"Jika bisa ahli pertanian ciptakan jeruk Kintamani yang besar, manis dan tanpa batu sehingga bisa diekspor ke luar negeri. Bayangkan jepang yang tanahnya tidak sesubur kita bisa terus hasilkan varietas unggulan dengan harga yang jauh melampaui kita. Seharusnya SDM kita diasah hingga mampu bersaing di kancah global," ujarnya.

Pastika juga menegaskan harapannya bisa menjadikan Simantri salah satu program yang mengantarkan Bali menuju Green Province (Provinsi Hijau) dengan pencapaian 1.000 gapoktan di tahun 2018.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana melaporkan jika lomba Simantri ini selain bertujuan untuk melihat Simantri yang telah berhasil juga bertujuan untuk memotivasi Simantri lain agar bisa berkembang lebih baik.

Dia mengakui jika tidak semua unit Simantri yang saat ini berjumlah 632 unit bisa menunjukkan hasil yang positif, bahkan ada beberapa yang tidak berjalan sama sekali.

"Namun kami terus berupaya membenahi dan memotivasi dengan berbagai program, seperti pendampingan, penyuluhan, kerja sama dengan LSM, Universitas Udayana bahkan hingga negara lain untuk memajukan program simantri ini," jelasnya.

Selain itu, demi meringankan para petani, pihaknya juga telah mensinergikan program subsidi pupuk organik dengan Simantri sebesar Rp10 miliar untuk sekitar 12.500 ton pupuk organik produksi simantri.

Sementara untuk hasil lomba sendiri, setelah melalui seleksi oleh tim ahli, akhirnya ditetapkan enam pemenang dari juara I hingga harapan III.

Juara 1 diraih oleh Kelompok Tani Dwita Gangga Dukuh Sari (Simantri 445), Desa Abuan, Kintamani; Juara 2 diraih Kelompok Tani Ternak Telaga Sari (Simantri 453) desa Pikat, Dawan, Klungkung; Juara 3 adalah Gapoktan Kerta Sari (Simantri 392) Desa Duda Timur, Selat, Karangasem.

Harapan I diraih oleh Kelompok Ternak Sapi Babakan Sari (Simantri 463), Sangeh, Badung; Harapan II adalah Gapoktan Amerra Buana (Simantri 421) Desa Bukti, Kubutambahan, Buleleng dan terakhir harapan III diraih oleh Kelompok Tani Bhakyi Rahayu (Simantri 432) Desa Biaung, Penebel, Tabanan. Para pemenang mendapatkan hadiah berupa sapi dan uang tunai. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016