Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia akan memanfaatkan ketegasan Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte untuk membantu membebaskan warga negara Indonesia yang disandera kelompok perompak Abu Sayyaf.
"Kita tahu Presiden Filipina yang baru, Duterte itu tegas. Jadi kita minta pemerintah Filipina untuk melepaskan sandera itu," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat.
Upaya lain untuk membebaskan 10 WNI yang disandera itu, menurut Wapres adalah aparat di Indonesia harus belajar dari pembebasan sandera sebelumnya.
"Tentu para pengusaha (pemilik kapal) di samping pemerintah berbicara dengan pemerintah Filipina. Mungkin saja pengusaha bernegosiasi dengan para penyandera," ujar JUsuf Kalla.
Selain itu, upaya semua pihak tersebut juga bisa untuk mencegah kasus penyanderaan berulang, kata Wapres yang ditemui seusai shalat Jumat itu.
"Sekarang kita serahkan kepada pemerintah Filipina agar mereka menyelesaikan. Sama saja kalau ada penyanderaan di Indonesia, tentu pemerintah Indo yang akan menyelesaikannya," kata Wapres menambahkan.
Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menyatakan bahwa pihaknya tidak akan pernah berkompromi dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Pihaknya tidak akan mengalah dengan membayar tebusan, meskipun ada ancaman yang dilontarkan pihak penyandera 10 anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia itu.
Menurut Wiranto, ancaman tersebut tidak semata-mata ditujukan kepada sandera, melainkan juga kepada segenap bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah Filipina membantu upaya pembebasan para sandera. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kita tahu Presiden Filipina yang baru, Duterte itu tegas. Jadi kita minta pemerintah Filipina untuk melepaskan sandera itu," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat.
Upaya lain untuk membebaskan 10 WNI yang disandera itu, menurut Wapres adalah aparat di Indonesia harus belajar dari pembebasan sandera sebelumnya.
"Tentu para pengusaha (pemilik kapal) di samping pemerintah berbicara dengan pemerintah Filipina. Mungkin saja pengusaha bernegosiasi dengan para penyandera," ujar JUsuf Kalla.
Selain itu, upaya semua pihak tersebut juga bisa untuk mencegah kasus penyanderaan berulang, kata Wapres yang ditemui seusai shalat Jumat itu.
"Sekarang kita serahkan kepada pemerintah Filipina agar mereka menyelesaikan. Sama saja kalau ada penyanderaan di Indonesia, tentu pemerintah Indo yang akan menyelesaikannya," kata Wapres menambahkan.
Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menyatakan bahwa pihaknya tidak akan pernah berkompromi dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Pihaknya tidak akan mengalah dengan membayar tebusan, meskipun ada ancaman yang dilontarkan pihak penyandera 10 anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia itu.
Menurut Wiranto, ancaman tersebut tidak semata-mata ditujukan kepada sandera, melainkan juga kepada segenap bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah Filipina membantu upaya pembebasan para sandera. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016