Jakarta (Antara Bali) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan Indonesia harus menjadi negara industri untuk memompa laju pertumbuhan ekonomi dan menjadi negara maju.

"Indonesia tidak akan pernah jadi negara maju kalau tidak jadi negara Industri," kata Bambang dalam kuliah umum di Universitas Indonesia, Depok, Jumat.

Dia menjelaskan penerimaan negara yang lebih banyak didapatkan dari pajak yang bersifat konsumtif, harus beralih kepada sektor investasi yang bersifat sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi.

Bambang yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Keuangan tersebut menjelaskan investasi yang paling tepat untuk Indonesia ialah industri manufaktur dan jasa. Dia mengatakan Indonesia harus fokus kepada industri manufaktur dan jasa untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Selain itu Bambang menekankan bahwa Indonesia tidak boleh terus bergantung pada sektor komoditas yang selama ini menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi yang cenderung tidak stabil dengan naik turunnya harga komoditas tersebut. Dia mengatakan sektor komoditas tidak berdampak banyak terhadap masyarakat melainkan hanya menguntungkan investor asing dan pengusaha kaya.

Dia memberikan contoh kasus negara Venezuela yang merupakan salah satu penghasil minyak terbesar di dunia hampir bangkrut karena jatuhnya harga minyak dunia. Bambang juga mencontohkan salah satu negara di Afrika, Guinea, yang hanya memiliki pendapatan perkapita 500 dolar AS per tahun karena bergantung pada komoditas, padahal negara tersebut kaya akan bauksit dan emas.

Bambang memaparkan pemerintah tengah berupaya mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dengan menarik lebih banyak wisatawan.

"Yang harus kita kembangkan ialah pariwisata, karena pariwisata bisa menggerakan ekonomi langsung ke masyarakat. Multiflier efeknya itu bisa langsung ke mayasarakat dan berbagai sektor," ujar Bambang.

Dia berharap dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara atau wisatawan nusantara yang datang ke Indonesia, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat lokal dan menciptakan peluang usaha dan lapangan pekerjaan baru di daerah pariwisata. "Karena kelebihan pariwisata dekat dengan masyarakat. Misalnya dengan menjadi pemandu wisata, penjualan sovenir," kata Bambang.

Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen pada tahun lalu belum cukup dan butuh pertumbuhan yang berkualitas. "Yang paling penting pertumbuhan yang berkualitas, yaitu pertumbuhan yang mengurangi kemiskinan, mengurangi ketimpangan pendapatan, dan mengurangi pengangguran," jelas Bambang. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Aditya Ramadhan

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016