Nusa Dua (Antara Bali) - Menteri Pertahanan dari Indonesia, Malaysia dan Filipina kembali bertemu di Nusa Dua, Bali, membahas jaminan keamanan di wilayah maritim Laut Sulu yang berbatasan dengan tiga negara tersebut.
Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu saat membuka pertemuan tersebut di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa, menyatakan bahwa kerja sama yang telah disepakati sebelumnya agar segera direalisasikan menyikapi tantangan keamanan maritim seperti penculikan awak kapal yang marak terjadi.
"Ini penting untuk segera mengimplementasikan kerja sama trilateral dalam bentuk praktis di lapangan secara terkoordinasi," katanya.
Menurut Menhan, implementasi patroli maritim trilateral dengan dasar kerja sama yang sebelumnya telah ditandatangani merupakan upaya untuk segera dilakukan dengan harapan dapat mengatasi masalah keamanan di kawasan perairan tiga negara khususnya di Laut Sulu.
Patroli keamanan maritim trilateral itu telah ditandatangani dalam dokumen "Framework of Arrangement" (FoA) yang berisi prosedur standar patroli tersebut yang dilaksanakan di Jakarta, 14 Juli 2016.
Patroli maritim diharapkan menjadi langkah dalam memberikan jaminan keamanan maritim terhadap ancaman terorisme, kejahatan lintas negara, perdagangan manusia, pengungsi dan perdagangan gelap narkotika.
Upaya penyelamatan manusia dan kapal juga memerlukan protokol khusus.
Menhan juga mengusulkan pembentukan posko militer bersama untuk mempermudah mekanisme koordinasi, distribusi informasi dan intelijen serta perlunya deklarasi bersama bagi dimulainya implementasi kerja sama di lapangan.
Pertemuan di Pulau Dewata ini hadir Menteri Pertahanan Malaysia Dato` Seri Hishammuddin Tun Hussein dan Menteri Pertahanan Filipina, Delfin N Lorenzana.
Pertemuan di Pulau Dewata ini merupakan pertemuan ketiga yang membahas langkah lanjutan dua pertemuan sebelumnya yakni di Laos di sela-sela ASEAN Defense Minister Meeting pada Mei 2016 dan di Filipina pada Juni 2016.(Adt)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu saat membuka pertemuan tersebut di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa, menyatakan bahwa kerja sama yang telah disepakati sebelumnya agar segera direalisasikan menyikapi tantangan keamanan maritim seperti penculikan awak kapal yang marak terjadi.
"Ini penting untuk segera mengimplementasikan kerja sama trilateral dalam bentuk praktis di lapangan secara terkoordinasi," katanya.
Menurut Menhan, implementasi patroli maritim trilateral dengan dasar kerja sama yang sebelumnya telah ditandatangani merupakan upaya untuk segera dilakukan dengan harapan dapat mengatasi masalah keamanan di kawasan perairan tiga negara khususnya di Laut Sulu.
Patroli keamanan maritim trilateral itu telah ditandatangani dalam dokumen "Framework of Arrangement" (FoA) yang berisi prosedur standar patroli tersebut yang dilaksanakan di Jakarta, 14 Juli 2016.
Patroli maritim diharapkan menjadi langkah dalam memberikan jaminan keamanan maritim terhadap ancaman terorisme, kejahatan lintas negara, perdagangan manusia, pengungsi dan perdagangan gelap narkotika.
Upaya penyelamatan manusia dan kapal juga memerlukan protokol khusus.
Menhan juga mengusulkan pembentukan posko militer bersama untuk mempermudah mekanisme koordinasi, distribusi informasi dan intelijen serta perlunya deklarasi bersama bagi dimulainya implementasi kerja sama di lapangan.
Pertemuan di Pulau Dewata ini hadir Menteri Pertahanan Malaysia Dato` Seri Hishammuddin Tun Hussein dan Menteri Pertahanan Filipina, Delfin N Lorenzana.
Pertemuan di Pulau Dewata ini merupakan pertemuan ketiga yang membahas langkah lanjutan dua pertemuan sebelumnya yakni di Laos di sela-sela ASEAN Defense Minister Meeting pada Mei 2016 dan di Filipina pada Juni 2016.(Adt)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016