Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo meminta para pendukung dan
relawan mengawal perubahan yang dilakukan pemerintah saat ini.
"Relawan agar terus mengawal perubahan yang kita lakukan, kalau belum betul bisikan ke saya, kalau di instansi kementerian, di sebelah mana ditjen mana, daerah mana, tolong diinformasikan ke saya," kata Jokowi dalam Silaturahmi Nasional Pendukung Presiden Jokowi di Jakarta, Minggu malam.
Presiden menyebutkan mengawal adalah pekerjaan semua pihak agar kerja yang dilakukan sesuai harapan.
"Saya yakin dengan kerja keras, kita bergerak maju jadi bangsa pemenang," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyinggung Kebijakan Amnesti Pajak. "Ini langkah terobosan yang tidak dilaksanakan pada masa lalu, Alhamdulillah ini disetujui DPR dengan kecepatan tinggi karena kalau lewat Juli kesempatan itu hilang," katanya.
Ia menyebutkan, ribuan triliun rupiah yang diperoleh saat "booming" minyak, kayu dan lainnya, masih disimpan di luar negeri, bukan di Indonesia.
Menurut dia, saat ini negara sangat membutuhkan sehingga perlu partisipasi dari warga negara untuk membawa lagi uang-uang itu ke dalam negeri untuk digunakan bagi kemakmuran rakyat.
"Enak saja makan di sini, tempat tinggal di sini, berusaha di sini, negara lain yang menikmati, negara lain makmur karena uang kita," katanya.
Menurut dia, uang itu sangat diperlukan Indonesia saat ini. "Saya yakin uang itu akan berduyun-duyun masuk kembali ke negara kita. Kita harus optimis karena sudah dibuat payung hukum, kalau tidak kembali, awas," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Relawan agar terus mengawal perubahan yang kita lakukan, kalau belum betul bisikan ke saya, kalau di instansi kementerian, di sebelah mana ditjen mana, daerah mana, tolong diinformasikan ke saya," kata Jokowi dalam Silaturahmi Nasional Pendukung Presiden Jokowi di Jakarta, Minggu malam.
Presiden menyebutkan mengawal adalah pekerjaan semua pihak agar kerja yang dilakukan sesuai harapan.
"Saya yakin dengan kerja keras, kita bergerak maju jadi bangsa pemenang," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyinggung Kebijakan Amnesti Pajak. "Ini langkah terobosan yang tidak dilaksanakan pada masa lalu, Alhamdulillah ini disetujui DPR dengan kecepatan tinggi karena kalau lewat Juli kesempatan itu hilang," katanya.
Ia menyebutkan, ribuan triliun rupiah yang diperoleh saat "booming" minyak, kayu dan lainnya, masih disimpan di luar negeri, bukan di Indonesia.
Menurut dia, saat ini negara sangat membutuhkan sehingga perlu partisipasi dari warga negara untuk membawa lagi uang-uang itu ke dalam negeri untuk digunakan bagi kemakmuran rakyat.
"Enak saja makan di sini, tempat tinggal di sini, berusaha di sini, negara lain yang menikmati, negara lain makmur karena uang kita," katanya.
Menurut dia, uang itu sangat diperlukan Indonesia saat ini. "Saya yakin uang itu akan berduyun-duyun masuk kembali ke negara kita. Kita harus optimis karena sudah dibuat payung hukum, kalau tidak kembali, awas," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016