Denpasar (Antara Bali) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mengharapkan ada zonasi yang jelas terkait pendirian hotel agar tidak merusak pasar yang menimbulkan persaingan tidak sehat.

"Di tengah hotel mahal, ada hotel `budget` yang masuk ini mengganggu pasar," kata Ketua PHRI Bali, Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati di Denpasar, Kamis.

Dia menyontohkan di kawasan Kuta yang memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga cocok dengan pariwisata elit namun karena persaingan hotel mahal dan hotel murah membuat pasar perhotelah terganggu.

Pihaknya menginginkan adanya zonasi yang jelas misalnya di kawasan elit Nusa Dua merupakan kawasan khusus hotel yang berbiaya mahal sedangkan di kawasan lainnya ditetapkan sebagai kawasan hotel berbiaya murah.

Di kawasan elit misalnya di Nusa Dua dan Kuta kini sudah banyak bermunculan hotel yang berbasis hotel murah atau "budget hotel".

"Kami mengharapkan biar tidak berbaur `middle class dan upper class hotel`," ucapnya.

Hal tersebut, kata dia, bukan merupakan sikap ekslusifitas namun untuk menciptakan pasar yang sehat dengan tidak adanya persaingan.

Dengan zonasi kawasan hotel yang tidak jelas menyebabkan adanya persaingan harga sehingga sejumlah hotel baik yang berada di kawasan elit maupun tidak elit kini membanting harga.

Akibatnya Bali dikhawatirkan menjadi destinasi wisata murah padahal hal tersebut tidak sebanding dengan potensi alam dan budaya yang tidak ternilai. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016