Mangupura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, bersama masyarakat di daerah itu menggelar ritual piodalan di Pura Lingga Bhuwana, Pusat Pemerintahan setempat yang dipimpin pendeta Hindu Ida Pedanda Gede Buruan Griya Pasraman Manuaba Dharmasaba, Selasa.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Bali, IB Anom Bhasma mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sekali untuk memuja tuhan atau Ida Betara Lingga Bhuwana yang berstana di tempat suci tersebut.
"Pura Lingga Bhuwana bukan hanya dimiliki Pemkab Badung, namun desa adat Dalung, Padang Luwih, Kwanji dan Sempidi yang dilibatkan dalam prosesi ritual itu," ujar Anom Bhasma.
Ia menjelaskan, di area pura tersebut terdapat pura beji yang berlokasi tidak jauh dari gedung DPRD Badung yang merupakan berstananya Dewi Gangga.
"Untuk di area jaba (luar) pura terdapat pelinggih atau tempat berstananya dewa Indra," ujarnya.
Ia mengatakan, sebelum acara ritual tersebut berlangsung, Pemkab Badung melalui Dinas Kebudayaan di daerah itu menyerahkan punia atau bantuan sukarela kepada pendeta Hindu seluruh Kabuparen di daerah itu.
"Upaya ini sebagai rasa berbekti pemerintah kepada sang sulinggih dan wujud implementasi dari filosofi wiku dan nata (raja/pemerintah)," ujarnya.
Anom Basma menambahkan, pemberian bantuan kepada sulinggih telah berjalan dari tahun-tahun sebelumnya yang tertuang dalam niti sastra dalam lontar wiku dan nata.
"Pengertian wiku dan nata ini adalah saling berkaitan dan saling membutuhkan," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Bali, IB Anom Bhasma mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sekali untuk memuja tuhan atau Ida Betara Lingga Bhuwana yang berstana di tempat suci tersebut.
"Pura Lingga Bhuwana bukan hanya dimiliki Pemkab Badung, namun desa adat Dalung, Padang Luwih, Kwanji dan Sempidi yang dilibatkan dalam prosesi ritual itu," ujar Anom Bhasma.
Ia menjelaskan, di area pura tersebut terdapat pura beji yang berlokasi tidak jauh dari gedung DPRD Badung yang merupakan berstananya Dewi Gangga.
"Untuk di area jaba (luar) pura terdapat pelinggih atau tempat berstananya dewa Indra," ujarnya.
Ia mengatakan, sebelum acara ritual tersebut berlangsung, Pemkab Badung melalui Dinas Kebudayaan di daerah itu menyerahkan punia atau bantuan sukarela kepada pendeta Hindu seluruh Kabuparen di daerah itu.
"Upaya ini sebagai rasa berbekti pemerintah kepada sang sulinggih dan wujud implementasi dari filosofi wiku dan nata (raja/pemerintah)," ujarnya.
Anom Basma menambahkan, pemberian bantuan kepada sulinggih telah berjalan dari tahun-tahun sebelumnya yang tertuang dalam niti sastra dalam lontar wiku dan nata.
"Pengertian wiku dan nata ini adalah saling berkaitan dan saling membutuhkan," ujarnya. (WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016