Denpasar (Antara Bali) - Kebersamaan jiwa perlu dijaga dan dipelihara secara terus menerus sambil menebarkan kedamaian serta rasa senang, karena para pendahulu telah memberikan contoh kebaikan antarumat beragama di Bali.
"Umat beragama satu sama lain mempunyai toleransi yang sangat tinggi yang diwarisi masyarakat secara turun temurun yang hingga kini tetap kokoh dan mantap," kata Drs Abdul Jalil seusai bertindak sebagai imam dan khotib pada shalat Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriah di lapangan GOR Ngurah Rai Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, kondisi kerukunan lintas agama yang kokoh dan mantap selama ini diharapkan tetap dapat terpelihara dan ditingkatkan di masa-masa mendatang, melalui peningkatkan pemahaman satu sama lain.
Oleh sebab itu semua pihak hendaknya mengupayakan agar kerukunan lintas agama tetap dapat terpelihara dengan baik dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Ustad Abdul Jalil menambahkan, kerukunan antarumat beragama di Bali sangat kokoh, tidak pernah terjadi masalah yang diwarisi sejak 500 tahun silam dan kondisi itu perlu dibina dan dipelihara di masa- masa mendatang.
Upaya tersebut dilakukan antara lain melalui pendekatan etnis yang lebih menitikberatkan dialog dari hati ke hati, serta kesediaan melakukan komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya.
Ustad Abdul Jalil di hadapan ribuan umat muslim itu mengungkapkan, perayaan Idul Fitri kali ini mengusung tema "Melalui Fitri 1437 Hijriah Kita Pertanamkan Nilai Ramadhan Mencapai Ketaqwaan".
"Semua rasa nikmat dalam kehidupan ini yang kita rasakan hendaknya dapat dibuktikan dengan amal perbuatan yang baik tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku," ujar Abdul Jalil.
Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Denpasar dan sekitarnya menyiapkan sekitar 15 lokasi, sepuluh di antaranya lapangan umum dan tempat terbuka sebagai tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriah.
Kesepuluh lokasi lapangan terbuka tersebut selain GOR Ngurah Rai Denpasar juga lapangan The Grand Bali Beach Sanur, Lapangan Niti Praja Lumintang dan lapangan Perumnas Monang-Maning Denpasar serta sejumlah masjid dan musola. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Umat beragama satu sama lain mempunyai toleransi yang sangat tinggi yang diwarisi masyarakat secara turun temurun yang hingga kini tetap kokoh dan mantap," kata Drs Abdul Jalil seusai bertindak sebagai imam dan khotib pada shalat Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriah di lapangan GOR Ngurah Rai Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, kondisi kerukunan lintas agama yang kokoh dan mantap selama ini diharapkan tetap dapat terpelihara dan ditingkatkan di masa-masa mendatang, melalui peningkatkan pemahaman satu sama lain.
Oleh sebab itu semua pihak hendaknya mengupayakan agar kerukunan lintas agama tetap dapat terpelihara dengan baik dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Ustad Abdul Jalil menambahkan, kerukunan antarumat beragama di Bali sangat kokoh, tidak pernah terjadi masalah yang diwarisi sejak 500 tahun silam dan kondisi itu perlu dibina dan dipelihara di masa- masa mendatang.
Upaya tersebut dilakukan antara lain melalui pendekatan etnis yang lebih menitikberatkan dialog dari hati ke hati, serta kesediaan melakukan komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya.
Ustad Abdul Jalil di hadapan ribuan umat muslim itu mengungkapkan, perayaan Idul Fitri kali ini mengusung tema "Melalui Fitri 1437 Hijriah Kita Pertanamkan Nilai Ramadhan Mencapai Ketaqwaan".
"Semua rasa nikmat dalam kehidupan ini yang kita rasakan hendaknya dapat dibuktikan dengan amal perbuatan yang baik tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku," ujar Abdul Jalil.
Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Denpasar dan sekitarnya menyiapkan sekitar 15 lokasi, sepuluh di antaranya lapangan umum dan tempat terbuka sebagai tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriah.
Kesepuluh lokasi lapangan terbuka tersebut selain GOR Ngurah Rai Denpasar juga lapangan The Grand Bali Beach Sanur, Lapangan Niti Praja Lumintang dan lapangan Perumnas Monang-Maning Denpasar serta sejumlah masjid dan musola. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016