Denpasar (Antara Baki) - Bali mengimpor berbagai jenis mesin dan komponen alat produksi senilai 66,31 juta dolar AS selama lima bulan periode Januari-Mei 2016, meningkat 14,61 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 57,85 juta dolar AS.

"Khusus nilai impor pada bulan Mei 2016 tercatat 6,79 juta dolar AS, merosot 31,35 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (Mei 2015) tercatat 9,89 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, demikian pula impor bulan Mei 2016 itu dibandingkan dengan bulan sebelumnya (April 2016) juga menurun 34,51 persen, karena bulan April 2016 mendatangkan barang-barang dari luar negeri senilai 10,36 juta dolar AS.

Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia mengimpor mesin-mesin dan aneka jenis barang produksi untuk diolah kembali menjadi barang dan aneka jenis cenderamata yang siap diekspor ke pasaran luar negeri yang mampu memberikan nilai ekonomis jauh lebih besar.

"Impor alat produksi itu dinilai lebih menguntungkan, karena mampu memberikan nilai tambah dibandingkan dengan mendatangkan bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang hanya menghabiskan devisa," ujar Adi Nugroho.

Bali mengimpor alat produksi antara lain produksi mesin-mesin (peralatan listrik) sebesar 23,92 persen, menyusul produksi mesin (mekanik) 17,99 persen, produk perangkat optik 9,93 persen, produk perhiasan (permata) 8,05 persen serta produk benda-benda dari besi dan baja 6,11 persen.

Adi Nugroho menjelaskan, aneka jenis produk luar negeri itu paling banyak didatangkan dari China 31,97 persen, menyusul Amerika Serikat 17,40 persen, Australia 11,43 persen, Singapura 6,81 persen dan Jerman 5,52 persen.

Dari lima negara utama asal impor barang Provinsi Bali, hampir semua negara mengalami penurunan impor dibanding bulan sebelumnya, kecuali Amerika Serikat yang naik sebesar 6,05 persen.

Kemudian jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya negara China dan Singapura mengalami penurunan masing-masing sebesar 36,12 persen dan 84,53 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016