Gianyar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memanen bawang merah dengan sistem organik untuk pertama kali di Kabupaten Gianyar di bekas lahan pertanian padi seluas satu hektare.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Gianyar, Jumat, menjelaskan bahwa pihaknya bersama pemerintah setempat berinisiatif mempelopori pengembangan komoditas bawang merah di bumi seni itu di lahan milik Subak Kembengan.

"Kami mengubah lahan yang sebelumnya ditanami padi menjadi lahan bawang merah sebagai demplot uji coba dengan harapan dapat menjadi rujukan bagi subak-subak lain di Kabupaten Gianyar," katanya.

Peralihan lahan padi menjadi lahan bawang tersebut membutuhkan upaya yang cukup keras.

Pada lahan bekas padi, tanah yang telah diolah dibiarkan hingga kering dan kemudian diolah lagi sebanyak 23 kali hingga gembur sebelum dilakukan perbaikan bedengan-bedengan.

Waktu yang diperlukan mulai dari pembuatan parit, pencangkulan tanah hingga tanah menjadi gembur dan siap untuk ditanami sekitar 34 minggu.

Didampingi para ahli pertanian yakni Dr. Nugroho Widiasmadi pencipta "Microbacter Alfafa MA-11, dua petani pakar dari Subak Pulagan, Gianyar, I Dewa Gata dan petani pakar bawang merah dataran rendah dari Kabupaten Buleleng, I Ketut Astawa, subak yang belum pernah membudidayakan bawang merah itu berhasil memanen rata-rata sebesar 11,6 ton per hektare dengan hasil tertinggi sebesar 14,48 ton per hektare.

Selain itu, kelompok juga telah mampu membuat pupuk superbokhasi, biofarm, pestisida nabati dan fungisida nabati secara mandiri dengan memanfaatkan tumbuhan lokal sehingga dapat menghemat biaya pemeliharaan.

Lebih lanjut, kelompok juga telah mampu melakukan analisa pertumbuhan tanaman dan pengamatan hama atau penyakit untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit.

Bank sentral itu mengharapkan dengan adanya pengembangan demplot hingga panen perdana bawang merah di Gianyar itu mendukung upaya pengendalian inflasi.

Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar menyebutkan bahwa kabupaten setempat memiliki potensi di bidang pertanian yang cukup tinggi.

Pada tahun 2014, luas wilayah pertanian, perkebunan, dan hutan rakyat di Kabupaten Gianyar mencapai 27.069 hektare atau 73,5 persen dari 36.800 hektare luas wilayah Kabupaten Gianyar dengan jumlah petani mencapai sekitar 48 ribu orang.

Namun pemanfaatan lahan pertanian tersebut belum digunakan untuk budidaya bawang merah.

Hal itu membuat pasokan bawang merah di Kabupaten Gianyar sangat bergantung pada daerah lain.

Panen dengan sistem organik tersebut merupakan binaan BI setelah sebelumnya juga memanen padi organik di Subak Pulagan, Subak Getas di Kabupaten Gianyar dan di Kabupaten Jembrana serta bawang merah organik di Kabupaten Bangli dan Buleleng. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016