Singaraja (Antara Bali) - Pengrajin asal Kota Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, memproduksi berbagai kerajinan jenis tas berbahan kain tenun tradisional sangat diminati kalangan konsumen luar negeri.
"Sudah beberapa kali jual ke pengepul yang menyalurkan ke luar negeri seperti Jepang dan Amerika Serikat," kata Ketut Sumiati, salah seorang pengrajin di Kota Seririt, Selasa.
Ia menjelaskan, berbagai jenis kain tenun utamanya jenis "prada" (kain lokal) sangat cocok dijadikan tas berbagai jenis, macam motif tas berbahan kain endek mulai dari tas modern, tas klasik dan perpaduan kain endek dan songket.
Selain itu, dirinya juga memproduksi tas berbahan kulit sapi dan kulit ular dipadukan dengan beberapa jenis endek yang terkenal seperti endek "mastuli" dan "cagcag".
Dikatakan pula, dirinya memasarkan berbagai produk buatannya berkisar antara Rp800 ribu sampai Rp5 juta sesuai dengan model dan bahan dari produk itu sendiri.
Terkait harga, kata dia, masih bersaing dengan beberapa produk serupa. "Harganya semakin mahal dan langka bahan pembuatnya, maka semakin mahal pula harganya," kata dia.
Sementara itu, pemasaran dalam negeri, dirinya masih memfokuskan pengiriman ke beberapa agen di wilayah Pulau Jawa. Paling banyak dikirim ke wilayah Jakarta (Jabodetabek).
"Untuk di luar Bali, kami fokuskan pemasaran di daerah ibukota Jakarta, karena minat orang ibukota membeli berbagai macam tas kain tenun Pulau Dewata cukup tinggi," kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Sudah beberapa kali jual ke pengepul yang menyalurkan ke luar negeri seperti Jepang dan Amerika Serikat," kata Ketut Sumiati, salah seorang pengrajin di Kota Seririt, Selasa.
Ia menjelaskan, berbagai jenis kain tenun utamanya jenis "prada" (kain lokal) sangat cocok dijadikan tas berbagai jenis, macam motif tas berbahan kain endek mulai dari tas modern, tas klasik dan perpaduan kain endek dan songket.
Selain itu, dirinya juga memproduksi tas berbahan kulit sapi dan kulit ular dipadukan dengan beberapa jenis endek yang terkenal seperti endek "mastuli" dan "cagcag".
Dikatakan pula, dirinya memasarkan berbagai produk buatannya berkisar antara Rp800 ribu sampai Rp5 juta sesuai dengan model dan bahan dari produk itu sendiri.
Terkait harga, kata dia, masih bersaing dengan beberapa produk serupa. "Harganya semakin mahal dan langka bahan pembuatnya, maka semakin mahal pula harganya," kata dia.
Sementara itu, pemasaran dalam negeri, dirinya masih memfokuskan pengiriman ke beberapa agen di wilayah Pulau Jawa. Paling banyak dikirim ke wilayah Jakarta (Jabodetabek).
"Untuk di luar Bali, kami fokuskan pemasaran di daerah ibukota Jakarta, karena minat orang ibukota membeli berbagai macam tas kain tenun Pulau Dewata cukup tinggi," kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016