Negara (Antara Bali) - Polisi dari Polres Jembrana, mulai pukul 03.30 wita, berkeliling ke kampung-kampung membangunkan Umat Islam untuk santap sahur.
"Sambil melakukan patroli, anggota kami membangunkan masyarakat yang hendak sahur dengan tabuhan rebana," kata Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Djoni Widodo, di Negara, Rabu.
Ia mengatakan, di lokasi-lokasi tertentu atau saat berjumpa dengan rombongan anak-anak atau remaja yang melakukan kegiatan serupa, anggotanya berhenti sejenak untuk bersama-sama dengan mereka menabuh rebana dan alat lain agar warga bangun.
Menurutnya, untuk pengamanan pada bulan ramadhan ini, pihaknya juga menempatkan personil di masjid atau mushola saat masyarakat melaksanakan salat tarawih.
"Ada juga anggota yang berkeliling, karena saat warga ke masjid atau mushola untuk salat tarawih, rumahnya kosong. Jangan sampai hal itu dimanfaatkan oleh pencuri," ujarnya.
Meski demikian, ia mengingatkan warga untuk mengecek dan mengunci rumahnya, saat mereka hendak berangkat salat tarawih, karena tidak seluruh wilayah bisa dijangkau anggota kepolisian yang patroli.
Pantauan di lapangan, dampak berjaganya polisi di sekitar masjid dan mushola, juga membuat aksi main petasan yang biasanya dilakukan anak-anak dan remaja mendadak hilang.
"Takut om, ada polisi nanti dimarahi. Padahal saya sudah membuat semacam meriam dari pipa paralon. Teman-teman yang lain juga takut membunyikannya," kata Hadil, seorang anak yang masih duduk di kelas III SD, di Dusun Kelapa Balian, Desa Pengambengan.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Sambil melakukan patroli, anggota kami membangunkan masyarakat yang hendak sahur dengan tabuhan rebana," kata Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Djoni Widodo, di Negara, Rabu.
Ia mengatakan, di lokasi-lokasi tertentu atau saat berjumpa dengan rombongan anak-anak atau remaja yang melakukan kegiatan serupa, anggotanya berhenti sejenak untuk bersama-sama dengan mereka menabuh rebana dan alat lain agar warga bangun.
Menurutnya, untuk pengamanan pada bulan ramadhan ini, pihaknya juga menempatkan personil di masjid atau mushola saat masyarakat melaksanakan salat tarawih.
"Ada juga anggota yang berkeliling, karena saat warga ke masjid atau mushola untuk salat tarawih, rumahnya kosong. Jangan sampai hal itu dimanfaatkan oleh pencuri," ujarnya.
Meski demikian, ia mengingatkan warga untuk mengecek dan mengunci rumahnya, saat mereka hendak berangkat salat tarawih, karena tidak seluruh wilayah bisa dijangkau anggota kepolisian yang patroli.
Pantauan di lapangan, dampak berjaganya polisi di sekitar masjid dan mushola, juga membuat aksi main petasan yang biasanya dilakukan anak-anak dan remaja mendadak hilang.
"Takut om, ada polisi nanti dimarahi. Padahal saya sudah membuat semacam meriam dari pipa paralon. Teman-teman yang lain juga takut membunyikannya," kata Hadil, seorang anak yang masih duduk di kelas III SD, di Dusun Kelapa Balian, Desa Pengambengan.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016