Gianyar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengunjungi Wayan Lenyod warga lanjut usia asal Desa Tegalalang di Gianyar yang hidup sebatang kara dan miskin dengan kondisi fisik yang memprihatinkan.
Sudikerta dalam kunjungannya, Minggu, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi "Dadong" atau nenek Lenyod itu karena selain hidup sendiri, kedua kakinya tidak berfungsi, sehingga dia harus menyeret tubuhnya dengan tangan untuk bergerak.
Setelah diajak berkomunikasi, keadaan jiwa nenek itu juga mengalami gangguan.
Sudikerta mendapatkan informasi mengenai keadaan Lenyod dari salah satu siswi SMPN 1 Tegalalang Ni Made Tami Astari.
Lenyod hidup sendiri di rumahnya di tengah sawah. Rumah tersebut adalah bangunan lama yang sudah mengalami kerusakan di mana-mana, seperti tembok yang hampir roboh dan atap yang hampir jebol.
Menurut Tami Astari, nenek tersebut hidup sendirian dan tidak memiliki suami maupun anak, hanya memiliki sanak keluarga jauh.
Keperluan untuk makan sehari-hari Dadong Lenyod mengandalkan belas kasihan warga, dan Tami Astari beserta ayahnya sering mengunjungi ke sana untuk memberikan makanan.
Kelian Banjar (Kepala Dusun) Dukuh Nyoman Suja yang hadir mendampingi Wagub menjelaskan keadaan warganya yang memang perlu penanganan serius.
Ia dan warga di sekitar Dadong Lenyod sudah berupaya membantu baik memberikan makanan maupun membantu pengobatan di puskesmas terdekat.
Dadong Lenyod, kata dia lagi, sebenarnya masih memiliki kerabat meskipun keluarga jauh, namun dia memastikan jika keluarganya tidak lepas tangan akan kondisi Dadong Lenyod.
"Mereka tiap hari bergiliran membawa makanan ke sini, namun Dadong sendiri memilih tinggal di sini. Meskipun berkali-kali keluarga datang menjemput ke sini, namun dia kabur lagi dengan cara menyeretkan tubuhnya ke sini," ujar Suja lagi.
Suja juga menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Wagub Sudikerta membantu warganya yang kurang mampu.
Sudikerta berharap agar masalah ini diselesaikan terlebih dahulu di internal keluarga, jika dirasa masih susah, dia juga sudah menelepon Dirut RSJ Bangli untuk menjemput ke lokasi agar bisa mendapatkan perawatan yang intensif di sana.
Dia juga mendonasikan sejumlah uang untuk biaya berobat.
Berkaitan bantuan lanjutan seperti bedah rumah, Sudikerta mengakui sulit karena yang bersangkutan tinggal bukan di tanahnya, terlebih dia juga tidak memiliki sanak keluarga lagi.
Sudikerta juga mengapresiasi langkah Tami Astari yang berani mengungkap keberadaan warga kurang mampu di lingkungannya, apalagi siswa itu beserta keluarganya telah menunjukkan kepedulian nyata terhadap kondisi warga kurang mampu.
"Saya berharap ke depan semakin banyak masyarakat kita yang lebih peka terhadap masalah sosial di sekitarnya," ujarnya pula. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Sudikerta dalam kunjungannya, Minggu, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi "Dadong" atau nenek Lenyod itu karena selain hidup sendiri, kedua kakinya tidak berfungsi, sehingga dia harus menyeret tubuhnya dengan tangan untuk bergerak.
Setelah diajak berkomunikasi, keadaan jiwa nenek itu juga mengalami gangguan.
Sudikerta mendapatkan informasi mengenai keadaan Lenyod dari salah satu siswi SMPN 1 Tegalalang Ni Made Tami Astari.
Lenyod hidup sendiri di rumahnya di tengah sawah. Rumah tersebut adalah bangunan lama yang sudah mengalami kerusakan di mana-mana, seperti tembok yang hampir roboh dan atap yang hampir jebol.
Menurut Tami Astari, nenek tersebut hidup sendirian dan tidak memiliki suami maupun anak, hanya memiliki sanak keluarga jauh.
Keperluan untuk makan sehari-hari Dadong Lenyod mengandalkan belas kasihan warga, dan Tami Astari beserta ayahnya sering mengunjungi ke sana untuk memberikan makanan.
Kelian Banjar (Kepala Dusun) Dukuh Nyoman Suja yang hadir mendampingi Wagub menjelaskan keadaan warganya yang memang perlu penanganan serius.
Ia dan warga di sekitar Dadong Lenyod sudah berupaya membantu baik memberikan makanan maupun membantu pengobatan di puskesmas terdekat.
Dadong Lenyod, kata dia lagi, sebenarnya masih memiliki kerabat meskipun keluarga jauh, namun dia memastikan jika keluarganya tidak lepas tangan akan kondisi Dadong Lenyod.
"Mereka tiap hari bergiliran membawa makanan ke sini, namun Dadong sendiri memilih tinggal di sini. Meskipun berkali-kali keluarga datang menjemput ke sini, namun dia kabur lagi dengan cara menyeretkan tubuhnya ke sini," ujar Suja lagi.
Suja juga menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Wagub Sudikerta membantu warganya yang kurang mampu.
Sudikerta berharap agar masalah ini diselesaikan terlebih dahulu di internal keluarga, jika dirasa masih susah, dia juga sudah menelepon Dirut RSJ Bangli untuk menjemput ke lokasi agar bisa mendapatkan perawatan yang intensif di sana.
Dia juga mendonasikan sejumlah uang untuk biaya berobat.
Berkaitan bantuan lanjutan seperti bedah rumah, Sudikerta mengakui sulit karena yang bersangkutan tinggal bukan di tanahnya, terlebih dia juga tidak memiliki sanak keluarga lagi.
Sudikerta juga mengapresiasi langkah Tami Astari yang berani mengungkap keberadaan warga kurang mampu di lingkungannya, apalagi siswa itu beserta keluarganya telah menunjukkan kepedulian nyata terhadap kondisi warga kurang mampu.
"Saya berharap ke depan semakin banyak masyarakat kita yang lebih peka terhadap masalah sosial di sekitarnya," ujarnya pula. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016