Klungkung (Antara Bali) - Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengunjungi warga yang tempat usahanya hancur karena menjadi korban terjangan ombak besar di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Rabu.
Didampingi Perbekel Desa Pesinggahan Nyoman Suastika, Bupati Suwirta mengunjungi korban ombak besar yang berlokasi di pesisir pantai.
"Kami mengimbau warga pesisir, khususnya para petani garam untuk selalu berhati-hati dengan kondisi dan cuaca belakangan ini serta selalu waspada," ujar Bupati Suwirta di Pantai Pesinggahan, Klungkung.
Menurut salah seorang pemilik usaha pembuatan garam, Ketut Santa, kejadian mengganasnya ombak di Pantai Pesinggahan terjadi pada Minggu (5/6) lalu. Ombak besar terjadi dua kali sekitar pukul 11.00 Wita. Tak hanya bangunan, sebanyak lima zak garam yang sudah jadi, juga ikut disapu ombak hingga bercampur dengan pasir.
"Selain rugi bangunan yang hancur, saya juga mengalami kerugian karena garam yang sudah jadi tersapu ombak," ujar Ketut Santa.
Dia melanjutkan, dirinya yang baru setahun melanjutkan usaha keluarganya ini, sekarang tidak bisa melakukan aktivitas penggaraman kembali. Dibutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk membangun kembali bangunan tempat pembuatan garam tersebut.
"Saya berharap pemerintah dapat membantu untuk memperbaiki tempat usaha ini," ucap dia mengharapkan.
Perbekel Pesinggahan Nyoman Suastika menambahkan, petani garam di Kabupaten Klungkung, khususnya di Desa Pesinggahan, saat ini hanya tersisa tiga petani garam saja. Berkurangnya pembuat garam di wilayah ini, diperkirakan karena banyak yang beralih profesi.
"Mungkin banyak yang beralih profesi, sekarang hanya tinggal tiga saja," ucap Nyoman Suastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Didampingi Perbekel Desa Pesinggahan Nyoman Suastika, Bupati Suwirta mengunjungi korban ombak besar yang berlokasi di pesisir pantai.
"Kami mengimbau warga pesisir, khususnya para petani garam untuk selalu berhati-hati dengan kondisi dan cuaca belakangan ini serta selalu waspada," ujar Bupati Suwirta di Pantai Pesinggahan, Klungkung.
Menurut salah seorang pemilik usaha pembuatan garam, Ketut Santa, kejadian mengganasnya ombak di Pantai Pesinggahan terjadi pada Minggu (5/6) lalu. Ombak besar terjadi dua kali sekitar pukul 11.00 Wita. Tak hanya bangunan, sebanyak lima zak garam yang sudah jadi, juga ikut disapu ombak hingga bercampur dengan pasir.
"Selain rugi bangunan yang hancur, saya juga mengalami kerugian karena garam yang sudah jadi tersapu ombak," ujar Ketut Santa.
Dia melanjutkan, dirinya yang baru setahun melanjutkan usaha keluarganya ini, sekarang tidak bisa melakukan aktivitas penggaraman kembali. Dibutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk membangun kembali bangunan tempat pembuatan garam tersebut.
"Saya berharap pemerintah dapat membantu untuk memperbaiki tempat usaha ini," ucap dia mengharapkan.
Perbekel Pesinggahan Nyoman Suastika menambahkan, petani garam di Kabupaten Klungkung, khususnya di Desa Pesinggahan, saat ini hanya tersisa tiga petani garam saja. Berkurangnya pembuat garam di wilayah ini, diperkirakan karena banyak yang beralih profesi.
"Mungkin banyak yang beralih profesi, sekarang hanya tinggal tiga saja," ucap Nyoman Suastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016