Jakarta (Antara Bali) - Indonesia pekan ini merayakan Tahun Kacang Internasional 2016 dengan menyelenggarakan festival yang memusatkan perhatian pada praktik pendekatan keilmuan dalam mengolah kacang-kacangan.
Hari Kacang Sedunia itu dirayakan melalui "Science Fair on International Year of Pulses 2016", oleh kantor Badan PBB untuk Pangan dan Pertanian (FAO) Indonesia pada Kamis (2/6), demikian menurut keterangan kantor FAO di Jakarta yang diterima Antara.
Kegiatan yang bertempat di Sekolah Cikal Amri, Cipayung, Jakarta Timur, itu antara lain mencakup pelatihan membuat tempe, hidroponik, lomba masak, lomba poster digital dan pembuatan karya seni dengan menggunakan kacang-kacangan sebagai bahan dasarnya.
Festival juga menghadirkan Rhe Jiwon dari FAO Indonesia, yang menyampaikan pentingnya tumbuhan kacang bagi kesehatan dan perubahan iklim.
Tahun 2016 sebagai Tahun Aneka Kacang Internasional ditetapkan oleh PBB melalui sebuah resolusi yang disahkan pada Sidang Umum tahunan ke-68 PBB.
Selain untuk membantu keamanan pangan, PBB mengganggap kacang-kacangan memegang peranan penting dalam menghadapi perubahan iklim serta membantu pasokan sumber makanan yang seimbang dan sehat.
Menurut pernyataan FAO Indonesia, kekurangan pangan masih menjadi masalah utama bagi banyak orang dan rumah tangga di Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di daerah miskin. Di daerah-daerah seperti itu, daging, produk susu, dan ikan sulit dijangkau secara ekonomis.
"Dengan demikian, kacang-kacangan dapat menjadi solusi masalah kekurangan pangan yang terjadi," kata pernyataan itu, yang mengingatkan bahwa kacang-kacangan merupakan sumber protein yang murah.
Sebagai salah satu komponen makanan utama, protein dari kacang-kacangan jauh lebih murah harganya dibandingkan protein hewani.
"Petani kecil yang menanam kacang-kacangan juga dapat menjual panen mereka ke pasar atau mengolahnya terlebih dahulu untuk kemudian dijual sebagai sumber penghasilan," kata pernyataan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Hari Kacang Sedunia itu dirayakan melalui "Science Fair on International Year of Pulses 2016", oleh kantor Badan PBB untuk Pangan dan Pertanian (FAO) Indonesia pada Kamis (2/6), demikian menurut keterangan kantor FAO di Jakarta yang diterima Antara.
Kegiatan yang bertempat di Sekolah Cikal Amri, Cipayung, Jakarta Timur, itu antara lain mencakup pelatihan membuat tempe, hidroponik, lomba masak, lomba poster digital dan pembuatan karya seni dengan menggunakan kacang-kacangan sebagai bahan dasarnya.
Festival juga menghadirkan Rhe Jiwon dari FAO Indonesia, yang menyampaikan pentingnya tumbuhan kacang bagi kesehatan dan perubahan iklim.
Tahun 2016 sebagai Tahun Aneka Kacang Internasional ditetapkan oleh PBB melalui sebuah resolusi yang disahkan pada Sidang Umum tahunan ke-68 PBB.
Selain untuk membantu keamanan pangan, PBB mengganggap kacang-kacangan memegang peranan penting dalam menghadapi perubahan iklim serta membantu pasokan sumber makanan yang seimbang dan sehat.
Menurut pernyataan FAO Indonesia, kekurangan pangan masih menjadi masalah utama bagi banyak orang dan rumah tangga di Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di daerah miskin. Di daerah-daerah seperti itu, daging, produk susu, dan ikan sulit dijangkau secara ekonomis.
"Dengan demikian, kacang-kacangan dapat menjadi solusi masalah kekurangan pangan yang terjadi," kata pernyataan itu, yang mengingatkan bahwa kacang-kacangan merupakan sumber protein yang murah.
Sebagai salah satu komponen makanan utama, protein dari kacang-kacangan jauh lebih murah harganya dibandingkan protein hewani.
"Petani kecil yang menanam kacang-kacangan juga dapat menjual panen mereka ke pasar atau mengolahnya terlebih dahulu untuk kemudian dijual sebagai sumber penghasilan," kata pernyataan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016