Magelang (Antara Bali) - Para biksu dan umat Buddha menyemayamkan air
berkah dan api dharma Waisak di Candi Mendut, sekitar tiga kilometer
timur Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat sore.
Air berkah Waisak diambil dari mata air Umbul Jumprit di kawasan Gunung Sindoro Kabupaten Temanggung, sedangkan api dharma diambil dari sumber api alam Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jateng.
Sekitar pukul 15.00 WIB air suci tiba di Candi Mendut, sedangkan api dharma sekitar pukul 16.00 WIB. Air diletakkan dalam puluhan kendi, sedangkan api dibawa dengan menggunakan puluhan obor.
Para biksu sangha dan pimpinan Perwakilan Umat Buddha Indonesia kemudian meletakkan air suci dan api dharma itu di altar besar dengan berbagai hiasan dan patung Sang Buddha yang disiapkan di samping Candi Mendut.
Ketua Biksu Dhamaduta Thailand untuk Indonesia Bante Wong Sin Labiko Mahathera mengatakan air suci itu menjadi tanda berkah untuk umat Buddha, sedangkan api dharma menjadi simbol terang dunia.
"Air menjadi lambang kebersihan dan kesuburan, menjadi berkah bagi umat, sedangkan api sebagai cahaya yang menerangi dunia, membuat umat bijaksana dan penuh semangat dalam menjalani kehidupan di dunia," katanya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Walubi Siti Hartati Murdaya mengatakan air suci Waisak menjadi tanda kekuatan dan berkah bagi umat Buddha, sedangkan api dharma sebagai tanda penerangan batin umat.
"Supaya umat mendapatkan jalan kebaikan dan kesucian," ujarnya.
Setelah para biksu sangha Walubi secara bergiliran mendaras doa di depan altar, mereka dengan diikuti umat sekitar pukul 18.00 WIB kemudian menyemayamkan air berkah dan api dharma tersebut di dalam Candi Mendut.
Sebanyak tiga putaran para biksu dan umat melakukan pradaksina di Candi Mendut sebelum persemayaman tersebut.
Suasana khusyuk terkesan kuat saat upacara persemayaman air berkah dan api dharma di dalam candi tersebut, bertepatan dengan saat datang petang hari.
Air berkah dan api dharma selanjutnya akan menjadi bagian dari seluruh piranti para biksu dan umat Buddha dalam prosesi jalan kaki dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, Sabtu (21/5) siang.
Air berkah dan api dharma juga menjadi sarana pujabakti umat saat puncak Waisak melalui meditasi di Candi Borobudur pada Minggu (22/5) dini hari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Air berkah Waisak diambil dari mata air Umbul Jumprit di kawasan Gunung Sindoro Kabupaten Temanggung, sedangkan api dharma diambil dari sumber api alam Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jateng.
Sekitar pukul 15.00 WIB air suci tiba di Candi Mendut, sedangkan api dharma sekitar pukul 16.00 WIB. Air diletakkan dalam puluhan kendi, sedangkan api dibawa dengan menggunakan puluhan obor.
Para biksu sangha dan pimpinan Perwakilan Umat Buddha Indonesia kemudian meletakkan air suci dan api dharma itu di altar besar dengan berbagai hiasan dan patung Sang Buddha yang disiapkan di samping Candi Mendut.
Ketua Biksu Dhamaduta Thailand untuk Indonesia Bante Wong Sin Labiko Mahathera mengatakan air suci itu menjadi tanda berkah untuk umat Buddha, sedangkan api dharma menjadi simbol terang dunia.
"Air menjadi lambang kebersihan dan kesuburan, menjadi berkah bagi umat, sedangkan api sebagai cahaya yang menerangi dunia, membuat umat bijaksana dan penuh semangat dalam menjalani kehidupan di dunia," katanya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Walubi Siti Hartati Murdaya mengatakan air suci Waisak menjadi tanda kekuatan dan berkah bagi umat Buddha, sedangkan api dharma sebagai tanda penerangan batin umat.
"Supaya umat mendapatkan jalan kebaikan dan kesucian," ujarnya.
Setelah para biksu sangha Walubi secara bergiliran mendaras doa di depan altar, mereka dengan diikuti umat sekitar pukul 18.00 WIB kemudian menyemayamkan air berkah dan api dharma tersebut di dalam Candi Mendut.
Sebanyak tiga putaran para biksu dan umat melakukan pradaksina di Candi Mendut sebelum persemayaman tersebut.
Suasana khusyuk terkesan kuat saat upacara persemayaman air berkah dan api dharma di dalam candi tersebut, bertepatan dengan saat datang petang hari.
Air berkah dan api dharma selanjutnya akan menjadi bagian dari seluruh piranti para biksu dan umat Buddha dalam prosesi jalan kaki dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, Sabtu (21/5) siang.
Air berkah dan api dharma juga menjadi sarana pujabakti umat saat puncak Waisak melalui meditasi di Candi Borobudur pada Minggu (22/5) dini hari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016