Singaraja (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan setempat berharap produksi cengkeh dapat meningkat signifikan seiring gencarnya pembinaan dan pendampingan petani di wilayah itu.
"Produksi cengkeh di Buleleng pada 2015 sekitar 4.907 ton dengan produktivitas 632,82 kilogram per hektare atau 80,35 persen dari total produksi cengkeh di Provinsi Bali sebesar 5.871 ton," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng, Ketut Nerda, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya mencatat produksi cengkeh di Buleleng pada 2015 mengalami penurunan sebanyak 363,36 ton dibandingkan dengan produksi cengkeh pada 2014 mencapai angka 5.270,75 ton dan mampu memproduksi 670,81 kilogram per hektare.
Ia menambahkan, penurunan cengkeh di Buleleng disebabkan sifat dari tanaman komoditas perkebunan yang mengenal musim panen raya dua tahun sekali.
Lebih lanjut, Nerda berpendapat, produksi cengkeh juga dipengaruhi faktor iklim dan cuaca, membutuhkan upaya dalam pemeliharaan intensif di kalangan petani. "Iklim yang tidak menentu bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman cengkeh," jelasnya.
Menurutnya pula, cengkeh di Buleleng pada 2014 lalu pernah mengalami musim panen raya dibandingkan produksi tahun 2013 hanya mencapai 2.359,98 ton dan berproduksi 311,67 kilogram per hektare. "Selama dua tahun terakhir yakni 2014 dan 2015 produksi tanaman cengkeh telah mencapai produktivitas nasional antara 480 sampai 800 kilogram per hektare," paparnya.
Dikatakan pula, berdasarkan data cengkeh tiga tahun ke belakang produksi cengkeh 2016 diharapkan mengalami peningkatan dibandingkan produksi 2015.
Musim hujan cukup panjang, kata dia, diharapkan tidak banyak mempengaruhi proses pembungaan tanaman cengkeh. "Supaya produksi cengkeh tahun ini bisa lebih baik daripada tahun sebelumnya," tandasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Produksi cengkeh di Buleleng pada 2015 sekitar 4.907 ton dengan produktivitas 632,82 kilogram per hektare atau 80,35 persen dari total produksi cengkeh di Provinsi Bali sebesar 5.871 ton," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng, Ketut Nerda, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya mencatat produksi cengkeh di Buleleng pada 2015 mengalami penurunan sebanyak 363,36 ton dibandingkan dengan produksi cengkeh pada 2014 mencapai angka 5.270,75 ton dan mampu memproduksi 670,81 kilogram per hektare.
Ia menambahkan, penurunan cengkeh di Buleleng disebabkan sifat dari tanaman komoditas perkebunan yang mengenal musim panen raya dua tahun sekali.
Lebih lanjut, Nerda berpendapat, produksi cengkeh juga dipengaruhi faktor iklim dan cuaca, membutuhkan upaya dalam pemeliharaan intensif di kalangan petani. "Iklim yang tidak menentu bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman cengkeh," jelasnya.
Menurutnya pula, cengkeh di Buleleng pada 2014 lalu pernah mengalami musim panen raya dibandingkan produksi tahun 2013 hanya mencapai 2.359,98 ton dan berproduksi 311,67 kilogram per hektare. "Selama dua tahun terakhir yakni 2014 dan 2015 produksi tanaman cengkeh telah mencapai produktivitas nasional antara 480 sampai 800 kilogram per hektare," paparnya.
Dikatakan pula, berdasarkan data cengkeh tiga tahun ke belakang produksi cengkeh 2016 diharapkan mengalami peningkatan dibandingkan produksi 2015.
Musim hujan cukup panjang, kata dia, diharapkan tidak banyak mempengaruhi proses pembungaan tanaman cengkeh. "Supaya produksi cengkeh tahun ini bisa lebih baik daripada tahun sebelumnya," tandasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016