Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali memastikan 90 persen gabah yang dihasilkan petani Bali telah diolah oleh penggilingan lokal setempat.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Selasa mengatakan sesungguhnya selama ini tidak banyak gabah yang dikirim ke Banyuwangi, Jawa Timur.
"Memang saat musim panen karena over produksi, jadi gabah diolah di Jawa Timur. Tetapi, sesuai dengan hasil pendataan, 90 persen gabah digiling di Bali," ucapnya.
Dia menambahkan, saat ini di seluruh Bali terdapat 800 usaha penggilingan padi. Hanya saja berdasarkan hasil verifikasi mesin-mesinnya sudah kuno dan kapasitas gilingnya rendah.
"Tak hanya itu, banyak pula pabrik penggilingan gabah yang izinnya sudah mati. Dari 800 usaha penggilingan padi, paling hanya 10 persen yang berkapasitas besar dan mesinnya canggih," ujarnya.
Meskipun demikian, lanjut Wisnuardhana, sesungguhnya dengan ada 800 usaha penggilingan padi di Bali sebenarnya dari sisi jumlah sudah jenuh.
"Bahkan pemerintah kabupaten/kota sudah tidak lagi mengeluarkan izin untuk pabrik penggilingan yang baru. Saat ini penggilingan gabah yang ada izinnya hanya diperpanjang," katanya.
Menurut Wisnuardhana, untuk mengoptimalkan pabrik penggilingan gabah yang sudah kuno, pihaknya sudah memiliki upaya khusus yakni melalui program revitalisasi penggilingan gabah.
"Kami sudah punya program revitalisasi penggilingan gabah. Secara bertahap kami bantu, revitalisasi itu mesinnya kami ganti yang kuno-kuno dari zaman Belanda, namun masih berpotensi kami bantu perbaiki. Yang kapasitas gilingnya rendah kami tingkatkan," ucapnya.
Sebelumnya Pansus Laporan Keterangan Pertanggungjawaban DPRD Bali sempat merekomendasikan untuk mendirikan pabrik pengolahan gabah/padi.
Ketua Pansus LKPJ Ketut Kariyasa Adnyana mengatakan pabrik tersebut akan menjadi pusat penggilingan gabah kering petani di seluruh Bali. Pihaknya menyampaikan usulan itu karena dikhawatirkan gabah hasil panen para petani Bali justru dikirim ke Banyuwangi dan setelah diolah menjadi beras, kembali dipasarkan di Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Selasa mengatakan sesungguhnya selama ini tidak banyak gabah yang dikirim ke Banyuwangi, Jawa Timur.
"Memang saat musim panen karena over produksi, jadi gabah diolah di Jawa Timur. Tetapi, sesuai dengan hasil pendataan, 90 persen gabah digiling di Bali," ucapnya.
Dia menambahkan, saat ini di seluruh Bali terdapat 800 usaha penggilingan padi. Hanya saja berdasarkan hasil verifikasi mesin-mesinnya sudah kuno dan kapasitas gilingnya rendah.
"Tak hanya itu, banyak pula pabrik penggilingan gabah yang izinnya sudah mati. Dari 800 usaha penggilingan padi, paling hanya 10 persen yang berkapasitas besar dan mesinnya canggih," ujarnya.
Meskipun demikian, lanjut Wisnuardhana, sesungguhnya dengan ada 800 usaha penggilingan padi di Bali sebenarnya dari sisi jumlah sudah jenuh.
"Bahkan pemerintah kabupaten/kota sudah tidak lagi mengeluarkan izin untuk pabrik penggilingan yang baru. Saat ini penggilingan gabah yang ada izinnya hanya diperpanjang," katanya.
Menurut Wisnuardhana, untuk mengoptimalkan pabrik penggilingan gabah yang sudah kuno, pihaknya sudah memiliki upaya khusus yakni melalui program revitalisasi penggilingan gabah.
"Kami sudah punya program revitalisasi penggilingan gabah. Secara bertahap kami bantu, revitalisasi itu mesinnya kami ganti yang kuno-kuno dari zaman Belanda, namun masih berpotensi kami bantu perbaiki. Yang kapasitas gilingnya rendah kami tingkatkan," ucapnya.
Sebelumnya Pansus Laporan Keterangan Pertanggungjawaban DPRD Bali sempat merekomendasikan untuk mendirikan pabrik pengolahan gabah/padi.
Ketua Pansus LKPJ Ketut Kariyasa Adnyana mengatakan pabrik tersebut akan menjadi pusat penggilingan gabah kering petani di seluruh Bali. Pihaknya menyampaikan usulan itu karena dikhawatirkan gabah hasil panen para petani Bali justru dikirim ke Banyuwangi dan setelah diolah menjadi beras, kembali dipasarkan di Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016