Nusa Dua (Antara Bali) - Calon Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin alias Akom mendapat dukungan dari keluarga Cendana Hutomo Mandala Putra pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar yang diselenggarakan di BNDCC, Nusa Dua, Bali.
Juru bicara keluarga Cendana, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, Jumat mengatakan jika Akom terpilih sebagai ketua umum, maka konsep rencana pembangunan lima tahun (Repelita) dan GBHN akan dihidupkan kembali seperti zaman orde baru.
"Repelita dan GBHN itulah yang akan diperjuangkan Partai Golkar. Tentu bila Pak Akom menjadi ketua umumnya," ujar Tommy Soeharto.
Ia mengatakan jika Repelita dan GBHN dihidupkan kembali, maka siapa pun yang nantinya jadi Presiden RI memiliki tolok ukur keberhasilan dan kegagalan dalam memimpin.
"Masyarakat pun bisa menilai pembangunan dari masa ke masa, sehingga rakyat bisa mengevaluasi. Sekarang, sejak zaman reformasi tidak pernah ada. Tidak dijadikan barometer suksesnya pemerintahan," katanya.
Menurut Tommy Soeharto, bagaimana program kerja bisa terarah dan terukur dari waktu ke waktu jika Repelita dan GBHN tak ada. Beda dengan waktu kepemimpinan Pak Harto.
"Membangun rumah saja harus ada cetak birunya. Bagaimana bisa membangun bangsa besar ini jika tidak ada cetak birunya. Sangat naif sekali. Kita hanya memikirkan APBN dan hutang yang mencapai Rp4 ribu triliun lebih," ucap Tommy Soeharto.
Ke depan, Tommy Soeharto berharap Partai Golkar kembali menguasai legislatif dan eksekutif.
"Kader Partai Golkar harus jadi presiden pada Pemilu 2019, itulah yang menjadi tantangan terbesar tiga tahun ke depan," ucapnya.
Sementara Titiek Soeharto mengatakan keluarga Cendana mendukung Akom karena memiliki pertimbangan tersendiri. Salah satunya adalah prestasi, dedikasi, loyalitas dan tanpa cela (PDLT).
"Kalau Pak Akom itu sudah terbukti PDLT-nya. Ini bukan berarti Caketum yang lainnya banyak cacat. Semuanya baik, tetapi yang lebih adalah Akom," ujarnya.
Sementara Akom menjelaskan, jika dirinya merasa sangat terhormat didukung penuh oleh Keluarga Cendana.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Mbak Titiek dan Mas Tommy. Ini penghormtan yang luar biasa. Ini adalah penghargaan dan kehormatan buat saya. Golkar harus kembali kepada kejayaannya di masa lalu.
Di bidang politik, Soeharto telah menempatkan dasar bagi Golkar yang baik. Jalur A adalah untuk TNI dan Polri. Mereka memiliki disiplin yang tinggi. Jalur B adalah pensiunan birokrasi yang sudah sangat berpengalaman dalam bidang birokrasi.
Begitu juga jalur C adalah para fungsional. Sejak reformasi jalur-jalur ini langsung putus secara langsung," ujarnya.
Menurut Akom, walau sudah ada undang-undang, namun seharusnya jalur-jalur ini bisa diakomodir. Kiblat Akom ini sangat jelas. Secara tegas Akom mengatakan, bila PDIP ada Soekarno maka Golkar ada Soeharto yang juga Bapak Pembangunan.
"Bila PDIP itu kental dengan Soekarno maka Golkar pun punya Soeharto atau Bapak Pembangunan. Dan sekarang kita merasakan hasil pembangunannya yang tersebar di seluruh Nusantara," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Juru bicara keluarga Cendana, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, Jumat mengatakan jika Akom terpilih sebagai ketua umum, maka konsep rencana pembangunan lima tahun (Repelita) dan GBHN akan dihidupkan kembali seperti zaman orde baru.
"Repelita dan GBHN itulah yang akan diperjuangkan Partai Golkar. Tentu bila Pak Akom menjadi ketua umumnya," ujar Tommy Soeharto.
Ia mengatakan jika Repelita dan GBHN dihidupkan kembali, maka siapa pun yang nantinya jadi Presiden RI memiliki tolok ukur keberhasilan dan kegagalan dalam memimpin.
"Masyarakat pun bisa menilai pembangunan dari masa ke masa, sehingga rakyat bisa mengevaluasi. Sekarang, sejak zaman reformasi tidak pernah ada. Tidak dijadikan barometer suksesnya pemerintahan," katanya.
Menurut Tommy Soeharto, bagaimana program kerja bisa terarah dan terukur dari waktu ke waktu jika Repelita dan GBHN tak ada. Beda dengan waktu kepemimpinan Pak Harto.
"Membangun rumah saja harus ada cetak birunya. Bagaimana bisa membangun bangsa besar ini jika tidak ada cetak birunya. Sangat naif sekali. Kita hanya memikirkan APBN dan hutang yang mencapai Rp4 ribu triliun lebih," ucap Tommy Soeharto.
Ke depan, Tommy Soeharto berharap Partai Golkar kembali menguasai legislatif dan eksekutif.
"Kader Partai Golkar harus jadi presiden pada Pemilu 2019, itulah yang menjadi tantangan terbesar tiga tahun ke depan," ucapnya.
Sementara Titiek Soeharto mengatakan keluarga Cendana mendukung Akom karena memiliki pertimbangan tersendiri. Salah satunya adalah prestasi, dedikasi, loyalitas dan tanpa cela (PDLT).
"Kalau Pak Akom itu sudah terbukti PDLT-nya. Ini bukan berarti Caketum yang lainnya banyak cacat. Semuanya baik, tetapi yang lebih adalah Akom," ujarnya.
Sementara Akom menjelaskan, jika dirinya merasa sangat terhormat didukung penuh oleh Keluarga Cendana.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Mbak Titiek dan Mas Tommy. Ini penghormtan yang luar biasa. Ini adalah penghargaan dan kehormatan buat saya. Golkar harus kembali kepada kejayaannya di masa lalu.
Di bidang politik, Soeharto telah menempatkan dasar bagi Golkar yang baik. Jalur A adalah untuk TNI dan Polri. Mereka memiliki disiplin yang tinggi. Jalur B adalah pensiunan birokrasi yang sudah sangat berpengalaman dalam bidang birokrasi.
Begitu juga jalur C adalah para fungsional. Sejak reformasi jalur-jalur ini langsung putus secara langsung," ujarnya.
Menurut Akom, walau sudah ada undang-undang, namun seharusnya jalur-jalur ini bisa diakomodir. Kiblat Akom ini sangat jelas. Secara tegas Akom mengatakan, bila PDIP ada Soekarno maka Golkar ada Soeharto yang juga Bapak Pembangunan.
"Bila PDIP itu kental dengan Soekarno maka Golkar pun punya Soeharto atau Bapak Pembangunan. Dan sekarang kita merasakan hasil pembangunannya yang tersebar di seluruh Nusantara," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016