Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja positif perbankan di Provinsi Bali selama triwulan I 2016 dengan total aset mencapai Rp103,2 triliun atau melonjak sebesar 8,49 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2015.

"Secara `year on year` (pertumbuhan tahunan) dari Maret sekarang dan Maret tahun sebelumnya (aset perbankan) tumbuh 8,49 persen," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, pada periode triwulan I tahun 2015, aset perbankan di Bali yang meliputi bank umum, bank umum syariah dan bank perkreditan rakyat mencapai Rp95,1 triliun.

Meski dari sisi aset perbankan tahunan meningkat namun pertumbuhan aset dari Desember 2015 hingga Maret 2016, aset perbankan mengalami penurunan sebesar 1,05 persen atau sebesar Rp1 miliar.

Penurunan itu sebagian besar dikontribusikan oleh aset bank umum yang turun sebesar 1,48 persen dari aset pada Desember 2015 yang mencapai Rp91,2 triliun menjadi Rp89,8 triliun.

Sementara itu dari sisi permodalan, Zulmi menjelaskan bahwa modal bank umum yang berkantor pusat di Bali yakni BPD Bali dan Bank Mantap sudah di atas 25 persen.

Sedangkan yang menjadi perhatian adalah BPR yang ada di Bali mengingat masih ada bank yang memiliki modal inti di bawah Rp3 miliar.

"Agar BPR bisa tumbuh dan berkembang, diharapkan modal inti minimal sebesar Rp6 miliar," katanya.

Ia meminta kepada BPR yang memiliki modal inti di bawah Rp3 miliar untuk memenuhi syarat minimal Rp6 miliar hingga tahun 2019.

Saat ini tercatat 24 BPR di Pulau Dewata yang masih memiliki modal inti di bawah tiga miliar.

Sedangkan BPR yang memiliki modal inti Rp3-6 miliar mencapai 47 bank atrau 34 persen dan di atas Rp6 miliar sudah ada 67 bank atau 48 persen.

"Sehingga rata-rata BPR yang memiliki modal inti di atas Rp3 miliar sudah ada 82 persen," ucap Zulmi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016