Karangasem (Antara Bali) - Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menghadiri Karya Pitra Yadnya yang dilangsungkan di Banjar Subagan Timbul Desa Bungaya Kecamatan Bebandem.

Masyarakat menyambut bupati dengan antusias setiba di lokasi, yang diterima Ketua Panitia Karya I Ketut Sudarma dan I Gede Yasa beserta Penglisir serta tokoh adat desa setempat, bertempat di Balai Banjar Subagan Timbul. Turut mendampingi Plt Asisten Ekonomi Pembangunan I Made Sujana Erawan, Inspektur I Gusti Rinjeg, dan I Gede Krisna Adiwidana.

Bupati Mas Sumatri pada kesempatan itu, Selasa menyatakan memberi apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh krama Banjar Subagan Timbul Desa Bungaya, yang mampu melaksanakan yadnya secara bersama-sama.

"Ini membuktikan rasa kebersamaan dan saling gotong royong yang masih melekat pada diri krama desa," ujarnya, sembari meninjau tempat-tempat "sawa" dan persiapan upakara.

Dikatakan dia, yadnya merupakan swadarma serta kewajiban yang harus dilakukan semua orang sesuai sastra agama Hindu. Dalam melaksanakan yadnya, masyarakat diharapkan dapat melakukan dengan hati yang tulus ikhlas, `paras paros, segalak segilik selunglung sebayantaka` agar yadnya dapat bermanfaat dan berguna.

"Dengan dilaksanakan yadnya ini di balai banjar yang merupakan tempat umum, semoga dapat terjalin kerja sama yang baik dan menjaga persatuan dan kesatuan di masyarakat. Serta secara otomatis dapat mengirit biaya karena dilakukan secara massal," ujar Bupati Mas Sumatri seraya kembali menekankan agar yadnya ini didasari rasa tulus ikhlas.

Guna memotivasi swadaya krama Banjar Subagan Timbul, Bupati Mas Sumatri menyerahkan punia secara pribadi sebesar Rp2,5 juta, yang diterima Ketua Panitia Karya I Ketut Sudarma.

Sementara itu, Ketua Panitia Karya I Ketut Sudarma menyampaikan, karya Pitra Yadnya massal ini baru bisa dilaksanakan di tahun 2016. Upacara Pitra Yadnya yaitu ngaben dan ngeroras, mulai dilaksanakan dari tanggal 2 April - 22 Mei 2016. Puncak pengabenan tanggal 19 April 2016 dan tanggal 22 Mei upacara ngelisin. Banyaknya sawa yang diaben berjumlah 45, dan yang akan diupacari ngeroras sebanyak 112 sawa.

"Dengan perhitungan biaya pengabenan yang ditanggung bersama satu sawa Rp6 juta, serta dua sawa Rp9 juta dalam satu pengarep (waris). Dan untuk biaya ngeroras sampai upacara nuntun dikenakan lagi biaya sebesar Rp3 juta per sawa," ucap Ketut Sudarma.

Upacara ini dipuput tiga sulinggih Ida Pedanda Gede Putra Tamu dari Geria Jungutan Bungaya, Ida Pedanda Buda dari Geria Budakeling dan Ida Sri Empu dari Geria Tunggak Bebandem.  (WDY)

Pewarta: Pewarta: Tri Vivi Suryani

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016