Gianyar (Antara Bali) - Para nelayan di Pantai Lebih, Kabupaten Gianyar, tidak berani melaut akibat cuaca buruk dan gelomban tinggi.
"Saat ini kami memilih tinggal di rumah dan tidak melaut karena ombak besar, apalagi hujan deras juga sering terjadi," kata I Nyoman Col, salah seorang nelayan di pantai Lebih, Senin.
Kondisi itu, kata dia, sudah biasa terjadi setiap bulan Desember sampai Januari. Ia mengaku sudah sejak sepekan lalu tidak melaut.
"Kami tidak berani memaksakan diri, karena cuaca saat ini memang sangat buruk. Kalau dipaksakan ke tengah laut apa yang kami cari tiak membuahkan hasil, karena kabut tebal dan hujan turun sangat deras," katanya.
Ia menyebutkan, saat ini semua nelayan di Pantai Lebih memilih untuk istirahat. "Mereka mengisi waktu dengan memperbaiki jaring serta kail dan perlengkapan untuk menangkap ikan lainnya," kata Nyoman Col.
Karena tidak melaut, katanya, secara otomatis tidak ada penghasilan, sementara untuk memenuhi kebutuhan keluarganya mereka seringkali meminjam uang kepada tetangganya.
Biasanya jika cuaca normal, rata -rata sekali melaut dirinya mendapatkan ikan senilai Rp200 ribu.
Kepala Desa Lebih I Wayan Gde Pradnyana mengaku, sampai saat ini, pihaknya belum menerima pemberitahuan resmi dari pemerintah soal keadaan cuaca.
Begitu pula soal pelarangan nelayan untuk tidak melaut. "Kami belum menerima himbauan itu, semuanya berjalan normal," ucapnya.
Ia mengatakan, sampai saat ini jumlah nelayan yang beroperasi di Pantai Lebih sebanyak 180 orang dengan 50 perahu layar atau jukung.
Sementara informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar saat ini rata-rata ombak di pantai Selatan Bali mencapai dua meter.
Untuk itu, diharapkan kepada nelayan agar tidak melaut. BMG juga mengingatkan kepada masyarakat untuk senantiasa mewaspadai bencana longsor dan banjir.
Karena saat ini curah hujan sangat tinggi, hal ini berlangsung hingga bulan Januari 2011. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Saat ini kami memilih tinggal di rumah dan tidak melaut karena ombak besar, apalagi hujan deras juga sering terjadi," kata I Nyoman Col, salah seorang nelayan di pantai Lebih, Senin.
Kondisi itu, kata dia, sudah biasa terjadi setiap bulan Desember sampai Januari. Ia mengaku sudah sejak sepekan lalu tidak melaut.
"Kami tidak berani memaksakan diri, karena cuaca saat ini memang sangat buruk. Kalau dipaksakan ke tengah laut apa yang kami cari tiak membuahkan hasil, karena kabut tebal dan hujan turun sangat deras," katanya.
Ia menyebutkan, saat ini semua nelayan di Pantai Lebih memilih untuk istirahat. "Mereka mengisi waktu dengan memperbaiki jaring serta kail dan perlengkapan untuk menangkap ikan lainnya," kata Nyoman Col.
Karena tidak melaut, katanya, secara otomatis tidak ada penghasilan, sementara untuk memenuhi kebutuhan keluarganya mereka seringkali meminjam uang kepada tetangganya.
Biasanya jika cuaca normal, rata -rata sekali melaut dirinya mendapatkan ikan senilai Rp200 ribu.
Kepala Desa Lebih I Wayan Gde Pradnyana mengaku, sampai saat ini, pihaknya belum menerima pemberitahuan resmi dari pemerintah soal keadaan cuaca.
Begitu pula soal pelarangan nelayan untuk tidak melaut. "Kami belum menerima himbauan itu, semuanya berjalan normal," ucapnya.
Ia mengatakan, sampai saat ini jumlah nelayan yang beroperasi di Pantai Lebih sebanyak 180 orang dengan 50 perahu layar atau jukung.
Sementara informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar saat ini rata-rata ombak di pantai Selatan Bali mencapai dua meter.
Untuk itu, diharapkan kepada nelayan agar tidak melaut. BMG juga mengingatkan kepada masyarakat untuk senantiasa mewaspadai bencana longsor dan banjir.
Karena saat ini curah hujan sangat tinggi, hal ini berlangsung hingga bulan Januari 2011. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010