Karangasem (Antara Bali) - Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem, Bali menggelar Upacara Pecaruan dalam rangkaian ritual "Peneduh Jagat Pamilayu Nangluk Merana" sebagai upaya memohon keselamatan dari niskala agar terhindar dari mara bahaya dan menetralisir unsur negatif.
Upacara "Pecaruan dalam rangkaian Upacara Peneduh Jagat Pamilayu Nangluk Merana" sebelumnya, dipusatkan di Pura Penataran Agung Padangbai. Kali ini upacara dipusatkan di Pura Kahyangan Jagat Pasar Agung, Desa Pakraman Selat, Kecamatan Selat Karangasem dan Pura Jagatnatha Amlapura.
Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa didampingi Sekda Kabupaten Karangasem Gede Adnya Mulyadi, seusai pelaksanaan Upacara Pecaruan, Senin mengatakan, Upacara Pecaruan Manca dalam rangkaian Upacara "Peneduh Jagat Pamilayu Nangluk Merana" sengaja digelar secara niskala.
"Ini sebagai pelengkap ritual dengan harapan dapat memberikan keselamatan lahir dan batin kepada masyarakat Karangasem serta dapat dijauhkan dari mara bahaya, seperti penyakit malaria dan demam berdarah," ujar Wabup Artha Dipa.
Ia menambahkan, terkait tingginya kasus demam berdarah di Kabupaten Karangasem, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan juga telah mengupayakan untuk menanggulangi kasus DBD, dengan melakukan upaya-upaya pencegahan.
Langkah itu antara lain, pertama, melakukan sosialisasi/KIE dengan harapan masyarakat mempunyai pengetahuan tentang upaya pengendalian penyakit DBD dan mampu melaksanakan gerakan serentak PSN-3M (menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi/tempat penampungan air dan mengubur/mengelola barang-barang yang berpotensi sebagai tampungan air) secara berkesinambungan.
Kedua, melakukan sistem kewaspadaan dini melalui surveilans aktif baik pada masyarakat, maupun pada fasilitas pelayanan kesehatan yang ada untuk mendapatkan data dan informasi tentang kasus DBD.
Ketiga, melaksanakan tata laksana kasus DBD sesuai protap, yakni semua kasus yang ditemukan segera dapat dilaksanakan tindakan yang cepat dan tepat, pada seluruh unit layanan kesehatan secara berjenjang sesuai tingkat keparahan penyakit.
Dan keempat, melakukan upaya pemberantasan vektor/nyamuk penular melalui kegiatan PSN, abatisasi dan pengawapan (fogging) fokus atau pengasapan sudah dilaksanakan tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Karangasem.
Wabup Artha Dipa mengimbau kepada seluruh masyarakat Karangasem agar mewaspadai bahaya wabah ini.
"Caranya dengan menjaga kebersihan di lingkungan sekitar tempat tinggal dan membudayakan hidup bersih dan sehat, agar tidak bertambah banyak korban yang terserang DBD," ucapnya.
Upacara lanjutan ini dipimpin (dipuput) dua Sulinggih Ciwa Buda yaitu di Pura Pasar Agung, Ida Pedanda Gede Ketut Pinatih Pasuruan dari Geriya Tengah Jungutan, Ida Pedanda Gede Kerta Yoga dari Geriya Panji Budakeling dan di Pura Jagatnatha dipuput Ida Pedanda Gede Putra Tianyar dari Geriya Sindhu serta Ida Pedanda Istri Anom Bawana dari Geriya Jelantik Budakeling.
Rangkaian upacara untuk meningkatkan keharmonisan dan keserasian alam semesta Bhuana Agung dan Bhuana Alit, serta menetralisir unsur negatif itu, dimulai sekitar pukul 09.30 Wita. Diawali dengan persembahyangan bersama, dengan sarana Upakara Caru Manca, yang diikuti seluruh bakta yang hadir. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Upacara "Pecaruan dalam rangkaian Upacara Peneduh Jagat Pamilayu Nangluk Merana" sebelumnya, dipusatkan di Pura Penataran Agung Padangbai. Kali ini upacara dipusatkan di Pura Kahyangan Jagat Pasar Agung, Desa Pakraman Selat, Kecamatan Selat Karangasem dan Pura Jagatnatha Amlapura.
Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa didampingi Sekda Kabupaten Karangasem Gede Adnya Mulyadi, seusai pelaksanaan Upacara Pecaruan, Senin mengatakan, Upacara Pecaruan Manca dalam rangkaian Upacara "Peneduh Jagat Pamilayu Nangluk Merana" sengaja digelar secara niskala.
"Ini sebagai pelengkap ritual dengan harapan dapat memberikan keselamatan lahir dan batin kepada masyarakat Karangasem serta dapat dijauhkan dari mara bahaya, seperti penyakit malaria dan demam berdarah," ujar Wabup Artha Dipa.
Ia menambahkan, terkait tingginya kasus demam berdarah di Kabupaten Karangasem, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan juga telah mengupayakan untuk menanggulangi kasus DBD, dengan melakukan upaya-upaya pencegahan.
Langkah itu antara lain, pertama, melakukan sosialisasi/KIE dengan harapan masyarakat mempunyai pengetahuan tentang upaya pengendalian penyakit DBD dan mampu melaksanakan gerakan serentak PSN-3M (menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi/tempat penampungan air dan mengubur/mengelola barang-barang yang berpotensi sebagai tampungan air) secara berkesinambungan.
Kedua, melakukan sistem kewaspadaan dini melalui surveilans aktif baik pada masyarakat, maupun pada fasilitas pelayanan kesehatan yang ada untuk mendapatkan data dan informasi tentang kasus DBD.
Ketiga, melaksanakan tata laksana kasus DBD sesuai protap, yakni semua kasus yang ditemukan segera dapat dilaksanakan tindakan yang cepat dan tepat, pada seluruh unit layanan kesehatan secara berjenjang sesuai tingkat keparahan penyakit.
Dan keempat, melakukan upaya pemberantasan vektor/nyamuk penular melalui kegiatan PSN, abatisasi dan pengawapan (fogging) fokus atau pengasapan sudah dilaksanakan tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Karangasem.
Wabup Artha Dipa mengimbau kepada seluruh masyarakat Karangasem agar mewaspadai bahaya wabah ini.
"Caranya dengan menjaga kebersihan di lingkungan sekitar tempat tinggal dan membudayakan hidup bersih dan sehat, agar tidak bertambah banyak korban yang terserang DBD," ucapnya.
Upacara lanjutan ini dipimpin (dipuput) dua Sulinggih Ciwa Buda yaitu di Pura Pasar Agung, Ida Pedanda Gede Ketut Pinatih Pasuruan dari Geriya Tengah Jungutan, Ida Pedanda Gede Kerta Yoga dari Geriya Panji Budakeling dan di Pura Jagatnatha dipuput Ida Pedanda Gede Putra Tianyar dari Geriya Sindhu serta Ida Pedanda Istri Anom Bawana dari Geriya Jelantik Budakeling.
Rangkaian upacara untuk meningkatkan keharmonisan dan keserasian alam semesta Bhuana Agung dan Bhuana Alit, serta menetralisir unsur negatif itu, dimulai sekitar pukul 09.30 Wita. Diawali dengan persembahyangan bersama, dengan sarana Upakara Caru Manca, yang diikuti seluruh bakta yang hadir. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016