Buleleng (Antara Bali) - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menginap di rumah Made Resika (80), salah satu warga miskin penerima bantuan bedah rumah di Desa Jagaraga, Kabupaten Buleleng, Bali bagian utara.
"Ini merupakan program rutin saya sejak menjabat sebagai gubernur Bali. Pada dasarnya saya ingin melihat realisasi dari program Bali Mandara. Salah satunya bantuan bedah rumah untuk warga kurang mampu," katanya di Desa Jagaraga, Buleleng, Minggu.
Menurut dia, salah satu alasan rutin menginap di rumah warga penerima bedah rumah karena mempercayai bahwa Tuhan itu bersemayam di rumah orang miskin. Jadi, tujuannya menginap adalah semakin mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa.
"Tuhan tinggalnya ya di rumah orang miskin ini. Bukan tinggal di rumah gedongan yang besar dan penuh fasilitas. Jadi, kalau ingin semakin dekat dengan Tuhan ya seperti ini," paparnya.
Dia mengatakan, program bedah rumah merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi Bali yang diharapkan signifikan mendorong penurunan angka kemiskinan di Pulau Dewata utamanya Kabupaten Buleleng yang memiliki angka kemiskinan cukup besar.
Lebih lanjut, ia memaparkan, hingga 2016, Kabupaten Buleleng mendapatkan alokasi bantuan bedah rumah provinsi sebanyak 3.506 unit tersebar di sembilan kecamatan di wilayah itu.
Buleleng, kata dia, juga dominan mendapatkan program bantuan program Bali Mandara lainnya seperti Gerbang Sadu, Simantri dan Jaminan Kesehatan Bali Mandara.
Sementara itu, Made Resika, pemilik rumah yang mendapatkan bantuan bedah rumah mengatakan tidak percaya hingga sampai saat ini rumahnya menjadi hotel semalam bagi Gubernur Pastika dan rombongan dari Pemprov Bali.
Ia mengungkapkan sangat bersyukur mendapatkan kehormatan menjamu gubernur dan juga telah mendapatkan bantuan rumah. Sebelum rumahnya tidak layak huni. Hanya terbuat dari tanah liat saja.
"Saya berterima kasih kepada Pak Gubernur. Saya ini hanya orang miskin tidak tahu apa-apa. Selama ini hidup melarat mempunyai anak tujuh. Dengan bantuan ini saya merasa sangat terbantu, apalagi, mendapatkan kehormatan Pak gubernur menginap di rumah saya," tutur dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Ini merupakan program rutin saya sejak menjabat sebagai gubernur Bali. Pada dasarnya saya ingin melihat realisasi dari program Bali Mandara. Salah satunya bantuan bedah rumah untuk warga kurang mampu," katanya di Desa Jagaraga, Buleleng, Minggu.
Menurut dia, salah satu alasan rutin menginap di rumah warga penerima bedah rumah karena mempercayai bahwa Tuhan itu bersemayam di rumah orang miskin. Jadi, tujuannya menginap adalah semakin mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa.
"Tuhan tinggalnya ya di rumah orang miskin ini. Bukan tinggal di rumah gedongan yang besar dan penuh fasilitas. Jadi, kalau ingin semakin dekat dengan Tuhan ya seperti ini," paparnya.
Dia mengatakan, program bedah rumah merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi Bali yang diharapkan signifikan mendorong penurunan angka kemiskinan di Pulau Dewata utamanya Kabupaten Buleleng yang memiliki angka kemiskinan cukup besar.
Lebih lanjut, ia memaparkan, hingga 2016, Kabupaten Buleleng mendapatkan alokasi bantuan bedah rumah provinsi sebanyak 3.506 unit tersebar di sembilan kecamatan di wilayah itu.
Buleleng, kata dia, juga dominan mendapatkan program bantuan program Bali Mandara lainnya seperti Gerbang Sadu, Simantri dan Jaminan Kesehatan Bali Mandara.
Sementara itu, Made Resika, pemilik rumah yang mendapatkan bantuan bedah rumah mengatakan tidak percaya hingga sampai saat ini rumahnya menjadi hotel semalam bagi Gubernur Pastika dan rombongan dari Pemprov Bali.
Ia mengungkapkan sangat bersyukur mendapatkan kehormatan menjamu gubernur dan juga telah mendapatkan bantuan rumah. Sebelum rumahnya tidak layak huni. Hanya terbuat dari tanah liat saja.
"Saya berterima kasih kepada Pak Gubernur. Saya ini hanya orang miskin tidak tahu apa-apa. Selama ini hidup melarat mempunyai anak tujuh. Dengan bantuan ini saya merasa sangat terbantu, apalagi, mendapatkan kehormatan Pak gubernur menginap di rumah saya," tutur dia. (WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016