Denpasar (Antara Bali) - Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Bali optimistis kinerja lembaga keuangan itu tumbuh positif tahun 2016 salah satunya ditunjang dengan kerja sama dengan bank umum penyalur kredit usaha rakyat.
"Sekarang sudah mulai kelihatan kenaikan," kata Ketua Perbarindo Bali, I Ketut Wiratjana di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, beberapa BPR di Pulau Dewata sudah menjalin kerja sama dengan bank umum penyalur KUR dengan bunga sembilan persen kepada debitur, sama halnya dengan kerja sama Perbarindo Pusat dengan Bank Negara Indonesia.
"Kami sudah tindaklanjuti tetapi kami perlu strategi dari kerja sama itu agar `win-win` solution` (saling menguntungkan)," ucapnya.
Selama tahun 2015, Perbarindo Bali mencatat pertumbuhan yang melambat dialami oleh BPR.
Kelesuan pertumbuhan ekonomi nasional ditengarai sebagai salah satu penyebab melambatnya kinerja BPR di Pulau Dewata.
Pihaknya mencatat total aset BPR di Bali selama awal tahun ini mencapai Rp11 triliun.
Sementara itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja BPR melonjak tipis yang dilihat dari total penyaluran kredit melonjak sebesar Rp49 miliar atau 0,59 persen dari Rp8,28 triliun menjadi Rp8,33 triliun.
Dana pihak ketiga juga mengalami peningkatan tipis selama awal tahun ini meningkat sebesar Rp93 miliar atau 1,3 persen dari Rp7,01 triliun menjad Rp7,10 trilun.
Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi meminta kepada BPR agar lebih kreatif dan inovatif membuat produk agar masyarakat tertarik menyimpan dananya di tengah persaingan dengan lembaga jasa keuangan seperti bank umum hingga Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
"BPR harus lebih kreatif dan inovatif dalam membuat produk agar masyarakat tertarik menyimpan uangnya di BPR karena mereka kini terjepit, ada LPD dan lembaga jasa keuangan lain," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Sekarang sudah mulai kelihatan kenaikan," kata Ketua Perbarindo Bali, I Ketut Wiratjana di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, beberapa BPR di Pulau Dewata sudah menjalin kerja sama dengan bank umum penyalur KUR dengan bunga sembilan persen kepada debitur, sama halnya dengan kerja sama Perbarindo Pusat dengan Bank Negara Indonesia.
"Kami sudah tindaklanjuti tetapi kami perlu strategi dari kerja sama itu agar `win-win` solution` (saling menguntungkan)," ucapnya.
Selama tahun 2015, Perbarindo Bali mencatat pertumbuhan yang melambat dialami oleh BPR.
Kelesuan pertumbuhan ekonomi nasional ditengarai sebagai salah satu penyebab melambatnya kinerja BPR di Pulau Dewata.
Pihaknya mencatat total aset BPR di Bali selama awal tahun ini mencapai Rp11 triliun.
Sementara itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja BPR melonjak tipis yang dilihat dari total penyaluran kredit melonjak sebesar Rp49 miliar atau 0,59 persen dari Rp8,28 triliun menjadi Rp8,33 triliun.
Dana pihak ketiga juga mengalami peningkatan tipis selama awal tahun ini meningkat sebesar Rp93 miliar atau 1,3 persen dari Rp7,01 triliun menjad Rp7,10 trilun.
Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi meminta kepada BPR agar lebih kreatif dan inovatif membuat produk agar masyarakat tertarik menyimpan dananya di tengah persaingan dengan lembaga jasa keuangan seperti bank umum hingga Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
"BPR harus lebih kreatif dan inovatif dalam membuat produk agar masyarakat tertarik menyimpan uangnya di BPR karena mereka kini terjepit, ada LPD dan lembaga jasa keuangan lain," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016