Denpasar, (Bali Kini)- Wagub Bali I Ketut Sudikerta menyatakan, visi pembangunan Bali Mandara  untuk mengentaskan masyarakat miskin tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah  semata  namun juga seluruh komponen masyrakat.

"Seperti  kepedulian jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali mengumpulkan dana untuk  bedah rumah  warga kurang mampu Kadek Ardi asal Br. Klakat , Desa Batudinding, Kintamani,
Bangli," ujarnya saat peletakan batu pertama pembangunan bantuan bedah rumah  di Kintamani, Minggu (24/4).

Sudikerta menyambut baik  langkah yang dilakukan jajaran Disdikpora yang dikomandani Tia Kusuma Wardani tersebut. Menurutnya hal ini sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya yang tinggi mengentaskan kemiskinan di Bali.
Ditambahkannya selama ini Pemprov Bali sendiri telah tiap tahunnya sudah menggelontorkan bantuan bedah rumah sekitar 1500 unit, namun dengan adanya bantuan dan kepedulian dari berbagai pihak ia yakin masalah kemiskinan di Bali akan lebih cepat dituntaskan.

Untuk itu Sudikerta menghimbau seluruh masyarakat agar terus meningkatkan semangat gotong royong dan rasa menyama beraya, dan ikut berperan serta memberikan bantuan bagi sesama yang membutuhkan.

Jika hanya dibebankan kepada Pemerintah kemiskinan akan lambat tertangani. Oleh karena itu, mari bersama-sama entaskan kemiskinan di Bali. Bagi yang mampu punya materi silahkan sumbangan materi.

"Sedangkan  bagi yang punya barang-barang, tenaga, atau sumbangsih mediasi juga bisa. Membantu mediasi yang membutuhkan bantuan kepada orang yang bisa memberikan bantuan itu juga penting," ujar Sudikerta.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali, Tia Kusuma Wardhani, menjelaskan bahwa bantuan bedah rumah yang tersebut merupakan hasil urunan seluruh pegawai instansi di instansi yang dipimpinnya.

"Hal itu  sebagai bentuk kepedulian kepada sesama yang membutuhkan dan ikut mensukseskan program Bali Mandara  dalam mengentaskan kemiskinan. Anggaran yang disediakan untuk bantuan bedah rumah tersebut sebesar Rp30 juta," ujarnya.

"Namun tak menutup kemungkinan akan ditambah apabila bangunan belum rampung dengan dana sebesar itu. Tidak hanya bantuan bedah rumah, Ia juga mengaku menyalurkan 39 paket sembako, 40 tas sekolah, dan tempat tidur
bagi keluarga penerima bantuan bedah rumah," ujarnya.

Penerima bantuan bedah rumah Kadek Ardi (36) hidup serba kekurangan bersama  istri dan lima anaknya. Sehari-hari Kadek Ardi  sebagai buruh pembuat peti pengemas  buah  dengan penghasilan sekitar Rp25 ribu rupiah,
dan istrinya  membantu menafkahi keluarganya sebagai buruh cangkul yang berpenghasilan sekitar Rp 20 ribu sehari.

Penghasilannya  yang minim  hanya untuk makan sehari-hari bersama keluarganya, sedangkan tempat tinggal pun Kadek Ardi mengaku masih menumpang dirumah kedua orang tuanya. Bahkan karena ketidakmampuannya 2 orang putrinya terpaksa harus putus sekolah.

Anak pertama Ardi, Ni Luh Juwita Asih (13) tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan SLTP, dan anak ketiganya, Komang Ratna Ningsih (6) juga terpaksa putus sekolah setelah 6 bulan mengikuti pendidikan kelas 1 SD.

Dengan bantuan bedah rumah yang diterimanya, Ardi mengaku sangat Berterimakasih karena dapat memperingan beban keluarganya. Ia pun berharap program bedah rumah dapat terus dilanjutkan, agar dapat dinikmati
keluarga-keluarga kurang mampu lainnya di Bali.

Sementara itu Kepala Dusun Br. Klakat, Made Selamat, sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan kepada warganya. Karena menurutnya bantuan bedah rumah tersebut merupakan bantuan yang pertama yang diperoleh dari 39 kk kurang mampu yang ada didusunnya. Untuk itu Ia sangat berharap, kk kurang mampu lainnya bisa segera mendapat bantuan baik dari Pemprov maupun Pemkab Bangli. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016