Denpasar (Antara Bali) - Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang Bali Ayu Pastika mengharapkan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah dapat menambah fasilitas pelayanan radioterapi di tengah tingginya jumlah penderita kanker di Pulau Dewata.
Ayu Pastika saat mengunjungi sejumlah penderita kanker di RSUP Sanglah, Denpasar, Jumat, mengungkapkan keprihatinannya terhadap jumlah penderita kanker yang masuk dalam daftar tunggu mencapai lebih dari 500 pasien setiap tahunnya.
"Antrean pasien yang memerlukan yang setiap tahunnya mencapai sekitar 500 orang lebih. Ini tentunya akan berdampak kepada banyaknya jumlah penderita kanker yang tidak tertolong. Untuk itu saya harapkan pihak manajemen RSUP Sanglah bisa menambah alat tersebut," ucapnya.
Terlebih saat ini keberadaan alat radioterapi kanker yang dimiliki oleh RSUP Sanglah hanya berjumlah 1 unit.
Istri orang nomor satu di Bali itu juga mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kesehatan diri dan keluarga. Karena kanker seringkali tidak dapat terdeteksi sejak dini, karena merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan.
Ayu Pastika juga menekankan agar masyarakat memperhatikan faktor yang diduga meningkatkan risiko kanker, seperti faktor keturunan, gaya hidup. "Merokok dan stress juga diduga berkontribusi terhadap timbulnya kanker. Juga makanan yang kita konsumsi sehari-hari seperti daging, ikan, bahkan sayur dan buah juga ada yang mengandung bahan karsinogen yang sangat berbahaya karena merupakan salah satu penyebab kanker," katanya.
Untuk itu, ia meminta agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari berbagai macam penyakit khususnya penyakit kanker.
"Kesehatan adalah sangat mahal, untuk itu masri kita serius menjaga kesehatan diri dan keluarga. Sebanyak apapun uang yang kita punya tidak ada gunanya jika kita sakit," katanya.
Sementara itu, Plh Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar dr I GNH Kuning Atmajaya, mengungkapkan bahwa terkait persedian alat radioterapi saat ini pihaknya masih berusaha mengajukan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan karena harga satu alat radioterapi cukup mahal yaitu senilai Rp72 miliar.
Kuning menjelaskan terapi radiasi pada umumnya menggunakan kekuatan X-ray, namun bisa juga memanfaatkan kekuatan proton atau jenis energi lain. Terapi penggunaan radioteerapi bertujuan merusak sel kanker dengan menghancurkan materi genetika sel yang mengontrol pertumbuhan dan pembelahan diri sel kanker.
Saat ini untuk mengurangi jumlah antrean yang setiap tahunnya mencapai 590 orang, pihak RSUP Sanglah Denpasar sudah melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo terkait penambahan jumlah sumber daya manusia yaitu bantuan dokter spesialis atau tenaga ahli yang dapat mengaplikasikan alat tersebut.
Kerja sama ini akan dilaksanakan mulai April 2016. Nantinya dengan tambahan bantuan tiga orang dokter spesialis tersebut, maka terapi dapat dilakukan setiap hari dengan sistem 3 shift (pagi, sore dan malam). Dengan asumsi setiap hari dapat dilakukan terapi kepada 150 pasien, diharapkan antrean 590 pasien tersebut dapat dituntaskan pada tahun ini.
Dalam kunjungan serangkaian Hari Ulang Tahun YKI ke 39 tersebut, Ayu Pastika yang juga didampingi oleh Wakil Ketua YKI Cabang Bali Prof Dr dr Suardana melakukan peninjauan ke ruang perawatan para penderita kanker baik dewasa dan anak-anak, sekaligus memberikan bantuan bingkisan dan uang tunai untuk meringankan beban para pasien penderita penyakit yang mematikan itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Ayu Pastika saat mengunjungi sejumlah penderita kanker di RSUP Sanglah, Denpasar, Jumat, mengungkapkan keprihatinannya terhadap jumlah penderita kanker yang masuk dalam daftar tunggu mencapai lebih dari 500 pasien setiap tahunnya.
"Antrean pasien yang memerlukan yang setiap tahunnya mencapai sekitar 500 orang lebih. Ini tentunya akan berdampak kepada banyaknya jumlah penderita kanker yang tidak tertolong. Untuk itu saya harapkan pihak manajemen RSUP Sanglah bisa menambah alat tersebut," ucapnya.
Terlebih saat ini keberadaan alat radioterapi kanker yang dimiliki oleh RSUP Sanglah hanya berjumlah 1 unit.
Istri orang nomor satu di Bali itu juga mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kesehatan diri dan keluarga. Karena kanker seringkali tidak dapat terdeteksi sejak dini, karena merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan.
Ayu Pastika juga menekankan agar masyarakat memperhatikan faktor yang diduga meningkatkan risiko kanker, seperti faktor keturunan, gaya hidup. "Merokok dan stress juga diduga berkontribusi terhadap timbulnya kanker. Juga makanan yang kita konsumsi sehari-hari seperti daging, ikan, bahkan sayur dan buah juga ada yang mengandung bahan karsinogen yang sangat berbahaya karena merupakan salah satu penyebab kanker," katanya.
Untuk itu, ia meminta agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari berbagai macam penyakit khususnya penyakit kanker.
"Kesehatan adalah sangat mahal, untuk itu masri kita serius menjaga kesehatan diri dan keluarga. Sebanyak apapun uang yang kita punya tidak ada gunanya jika kita sakit," katanya.
Sementara itu, Plh Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar dr I GNH Kuning Atmajaya, mengungkapkan bahwa terkait persedian alat radioterapi saat ini pihaknya masih berusaha mengajukan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan karena harga satu alat radioterapi cukup mahal yaitu senilai Rp72 miliar.
Kuning menjelaskan terapi radiasi pada umumnya menggunakan kekuatan X-ray, namun bisa juga memanfaatkan kekuatan proton atau jenis energi lain. Terapi penggunaan radioteerapi bertujuan merusak sel kanker dengan menghancurkan materi genetika sel yang mengontrol pertumbuhan dan pembelahan diri sel kanker.
Saat ini untuk mengurangi jumlah antrean yang setiap tahunnya mencapai 590 orang, pihak RSUP Sanglah Denpasar sudah melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo terkait penambahan jumlah sumber daya manusia yaitu bantuan dokter spesialis atau tenaga ahli yang dapat mengaplikasikan alat tersebut.
Kerja sama ini akan dilaksanakan mulai April 2016. Nantinya dengan tambahan bantuan tiga orang dokter spesialis tersebut, maka terapi dapat dilakukan setiap hari dengan sistem 3 shift (pagi, sore dan malam). Dengan asumsi setiap hari dapat dilakukan terapi kepada 150 pasien, diharapkan antrean 590 pasien tersebut dapat dituntaskan pada tahun ini.
Dalam kunjungan serangkaian Hari Ulang Tahun YKI ke 39 tersebut, Ayu Pastika yang juga didampingi oleh Wakil Ketua YKI Cabang Bali Prof Dr dr Suardana melakukan peninjauan ke ruang perawatan para penderita kanker baik dewasa dan anak-anak, sekaligus memberikan bantuan bingkisan dan uang tunai untuk meringankan beban para pasien penderita penyakit yang mematikan itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016